Materi ke-6
6.
e-Business
System vs. E-Commerce
E-commerce merupakan bagian dari
e-business. Pada e-coomerce, teknologi informasi seutuhnya hanya digunakan
untuk transaksi antara pemilik bisnis dengan konsumen. Penggunaan teknologi ini
berorientasi pada tujuan prospek (peningkatan penjualan) untuk mencapai profit
sebesar-besarnya.
E-commerce
pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali
banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web
(website). Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan
penjualan seharga AS$12,2 milyar pada 2003.
Beberapa
aplikasi umum yang berhubungan dengan e-commerce adalah:
·
E-mail dan Messaging
·
Content
Management Systems
·
Dokumen, spreadsheet, database
·
Akunting dan sistem keuangan
·
Informasi pengiriman dan pemesanan
·
Pelaporan informasi dari klien dan enterprise
·
Sistem pembayaran domestik dan
internasional
·
Newsgroup
·
On-line Shopping
·
Conferencing
·
Online
Banking
Jenis-jenis E-Commerce
Kegiatan E-Commerce mencakup banyak hal, untuk membedakannya E-Commerce
dibedakan menjadi 2 berdasarkan karakteristiknya:
1. Business to Business, karakteristiknya:
- Trading partners yang sudah saling mengetahui dan
antara mereka sudah terjalin hubungan yang berlangsung cukup lama.
- Pertukaran data dilakukan secara berulang-ulang dan
berkala dengan format data yang telah disepakati bersama.
- Salah satu pelaku tidak harus menunggu rekan mereka lainnya
untuk mengirimkan data.
- Model yang umum digunakan adalah peer to peer, di mana
processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.
Sedangkan pada e-business mencakup lebih
luas, tpemanfaatan teknologi informasi ini digunakan untuk mengembangkan bisnis
offline dalam merambah bisnis berbasis online. Teknologi informasi digunakan
tidak hanya untuk perniagaan (jual beli), melainkan kepentingan perusahaan
untuk mengembangkan dan memperlancar proses bisnis, baik untuk kepentingan
komersil maupun non komersil. Contohnya seperti keperluan branding, menjaga
hubungan dengan mitra bisnis, bakti sosial, lowongan pekerjaan, dll.
Perbedaan yang mendasar antara
e-commerce dan e-business adalah bahwa tujuan e-commerce memang benar-benar
money oriented (berorientasi pada perolehan uang), sedangkan e-business
berorientasi pada kepentingan jangka panjang yang sifatnya abstrak seperti
kepercayaan konsumen, pelayanan terhadap konsumen, peraturan kerja, relasi
antar mitra bisnis, dan penanganan masalah sosial lainnya. Selain perbedaan
seperti yang telah disebutkan, e-commerce dan e-business juga memiliki kesamaan
tujuan utama yaitu memajukan perusahaan yang lebih besar dari sebelumnya.
E-commerce dan e-business merupakan terobosan yang dapat mendongkrak penjualan
melalui online marketing dan sebagai sarana mempromosikan produk melalui media
Internet.
6.1
Model Bisnis (B2B, B2C, B2G)
Bisnis e-commerce mulai tumbuh dengan
cepat sejak tahun 1998. Pada awal pertumbuhannya tipe bisnis ini hanya
melingkupi bidang business-to-consumer (B2C) e-commerce. Namun pada
pertumbuhannya perkembangan bisnis ini mulai melingkupi bidang
business-to-business (B2B), business-to-customer (C2C), gabungan
business-to-government(B2G) serta ERP. berikut definisi-nya :
1.
Business
to Business (B2B)
Jenis e-commerce Business to Business
atau B2B adalah bisnis yang dilakukan oleh orang atau pihak yang saling
memiliki kepentingan bisnis, atau bisa juga disebut bisnis antar perusahaan.
Biasanya bisnis B2B dilakukan
menggunakan EDI (Electronic Data Interchange) dan email yang berguna untuk
pembelian barang dan jasa, informasi dan konsultasi, atau pengiriman dan
permintaan proposal bisnis.
EDI (Electronic Data Interchange) adalah
proses transfer data yang terstruktur, dalam format standar yang disetujui,
dari satu sistem komputer ke sistem komputer lainnya, dalam bentuk elektronik.
Ø Contoh
website E-commerce B2B adalah :
PT
Krakatau Steel (www.krakatausteel.com)
PT Krakatau Steel adalah perusahaan baja
terbesar di Indonesia, untuk melakukan pemesanan baja di Krakatau Steel setiap
perusahaan harus mendaftarkan perusahaannya. Setelah terdaftar Perusahaan Mitra dapat memesan baja di Krakatau Steel
dengan menggunakan EDI.
Unilever adalah perusahaan penghasil
produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia.
Unilever adalah salah satu customers dari PT. Electronic Data Interchange
Indonesia.
2.
Business
to Consumers (B2C)
Business to Consumers (B2C) adalah jenis
bisnis yang dilakukan antara pelaku bisnis dengan konsumen, seperti antara
produsen yang menjual dan menawarkan produknya ke konsumen umum secara online.
Disini pihak produsen akan melakukan bisnis dengan menjual dan memasarkan
produknya ke konsumen tanpa adanya feedback dari konsumen untuk melakukan
bisnis kembali kepada pihak produsen, yang artinya produsen hanya menjual atau
memasarkan produk ataupun jasanya dan pihak konsumen hanya sebagai pemakai atau
pembeli.
Secara
umum, tipe Business to Costumer (B2C)
terbagi menjadi 4 klasifikasi, yaitu:
a. Auction
Store
Tempat untuk memberikan pelayanan dalam
bidang perdagangan. Misalnya untuk pengiklanan produk perusahaan, cara
pembayaran dan sebagainya. Contoh: www.ebay.com
b. Online
Store
Tempat untuk menjual atau membeli secara
digital dengan memilih, memesan barang lewat internet tanpa harus bertatap muka
dengan penjual secara langsung maupun barang yang ingin dibeli. Contoh: www.Amazon.com
c. Online
Service
Tempat untuk meminta informasi dan
service lain dari perusahaan dengan cepat dan mudah atau dapat melakukan proses
jual beli, misalnya jasa tiket perjalanan, jasa service dan lain-lain. Contoh:
www.wotif.com , www.airasia.com ,www.bliztmegaplex.com
d. Other
Service
Layanan yang menyediakan fasilitas untuk
penjualan produk dan jasa diluar klasifikasi yang telah dijabarkan sebelumnya.
Contoh: www.kaskus.us , www.facebook.com
3.
Business
to Government (B2G)
B2G merupakan turunan dari B2B dalam
ilmu pemasaran dan dikenal sebagai pemasaran sektor publik yang mencakup
pemasaran produk-produk dan jasa untuk instansi pemerintah melalui teknik
komunikasi pemasaran terpadu seperti branding,marcom,iklan dan komunikasi
berbasis web.
Ø Contoh
dari B2G :
Penyediaan sumber informasi, khususnya
informasi yang sering dicari oleh masyarakat. Informasi ini dapat diperoleh
langsung dari tempat kantor pemerintahan, dari kios info (info kios), ataupun
dari Internet (yang dapat diakses oleh masyarakat dimana pun dia berada).
Informasi ini dapat berupa informasi potensi daerah sehingga calon investor
dapat mengetahui potensi tersebut.
Penyediaan mekanisme akses melalui kios
informasi yang tersedia di kantor pemerintahan dan juga di tempat umum. Usaha
penyediaan akses ini dilakukan untuk menjamin kesetaraan kesempatan untuk
mendapatkan informasi.
E-procurement dimana pemerintah dapat
melakukan tender secara on-line dan transparan.
Situs-situs
yang terkait contohnya :
· http://www.b2gmarket.com/
6.2
Definisi Internet
dan e-commerce
a.
Internet
Internet (kependekan dari
interconnected-networking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam
beberapa rangkaian. Manakala Internet (huruf ‘I’ besar) ialah sistem komputer
umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol
pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet
yang terbesar dinamakan internet.
Cara menghubungkan rangkaian dengan
kaedah ini dinamakan internet working. Jadi, internet menggunakan suatu
pengalamatan khusus untuk menyampaikan pesan atau informasi antar perangkat.
Jaringan internet merupakan jaringan besar yang ada di dunia ini yang
menghubungkan satu benua dengan benua lainnya
(http://id.wikipedia.org/wiki/Internet)
b.
E-commerce
E-commerce adalah istilah yang digunakan
untuk menggambarkan penjualan barang dan jasa melalui Internet. Dalam
pengertian yang paling umum, hanya menciptakan situs Web yang mengiklankan dan
mempromosikan produk dapat dianggap “e-commerce.” Dalam beberapa tahun
terakhir, bagaimanapun e-commerce telah menjadi jauh lebih canggih. Bisnis
e-commerce sekarang menawarkan toko online yang rumit di mana pelanggan dapat
mengakses ribuan produk, pemesanan, pilih metode pengiriman yang diinginkan dan
membayar untuk pembelian menggunakan kartu kredit mereka.
6.3
Perkembangan e-commerce di Indonesia dan Internasional
a.
Sejarah
E-Commerce
E-commerce mulai muncul pada 1994,
dimana pada saat itu pertama kalinya banner elektronik digunakan untuk tujuan
periklanan di website. Kemudian maksud istilah "E-commerce" mengalami
perubahan seiring berjalannya waktu, kemudian e-commerce diartikan sebagai
pemanfaatan transaksi komersil, seperti memesan pembelian atau invoice
elektronik.
Kemudian kini istilah tersebut diartikan
lebih spesifik dan makna lebih sempit lagi menjadi "perdagangan web",
yakni jual beli barang atau jasa melalui www (World Wide Web) dengan server.
b.
Perkembangan
e-Commerce di Indonesia di Awal e-Commerce Muncul
Perkembangan e-commerce di Indonesia
sendiri telah ada sejak tahun 1996, dengan berdirinya Dyviacom Intrabumi atau
D-Net (www.dnet.net.id) sebagai perintis transaksi online. Wahana transaksi
berupa mal online yang disebut D-Mall (diakses lewat D-Net) ini telah menampung
sekitar 33 toko online/merchant. Produk yang dijual bermacam-macam, mulai dari
makanan, aksesori, pakaian, produk perkantoran sampai furniture. Selain itu,
berdiri pula http://www.ecommerce-indonesia.com/, tempat penjualan online
berbasis internet yang memiliki fasilitas lengkap seperti adanya bagian depan
toko (storefront) dan shopping cart (keranjang belanja). Selain itu, ada juga
Commerce Net Indonesia – yang beralamat di http://isp.commerce.net.id/. Sebagai
Commerce Service Provider (CSP) pertama di Indonesia, Commerce Net Indonesia
menawarkan kemudahan dalam melakukan jual beli di internet. Commerce Net .
Indonesia sendiri telah bekerjasama
dengan lembaga-lembaga yang membutuhkan e-commerce, untuk melayani konsumen
seperti PT Telkom dan Bank International Indonesia. Selain itu, terdapat pula
tujuh situs yang menjadi anggota Commerce Net Indonesia, yaitu Plasa.com,
Interactive Mall 2000, Officeland, Kompas Cyber Media, Mizan Online
Telecommunication Mall dan Trikomsel.
Kehadiran e-commerce sebagai media
transaksi baru ini tentunya menguntungkan banyak pihak, baik pihak konsumen,
maupun pihak produsen dan penjual (retailer). Dengan menggunakan internet,
proses perniagaan dapat dilakukan dengan menghemat biaya dan waktu.
Perkembangan e-commerce di negara-negara
dunia dan Indonesia berbeda pada kebijakan yang diambil. Pemerintah dunia jauh
lebih siap dalam segala hal dalam menangani masalah e-commerce karena telah
memiliki rencana strategi mengenai pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Sedangkan pemerintah Indonesia baru menyadari akan pentingnya pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi baru-baru ini.
Apabila dibandingkan, keputusan
pemerintah Indonesia yang baru mengesahkan UU Informasi dan Transaksi
Elektronik di tahun 2008 erat kaitannya dengan faktor sosial-ekonomi.
Faktor-faktor terssebut akhirnya mempengaruhi ketanggapan pemerintah untuk
menyediakan suatu regulasi yang tepat mengenai suatu masalah publik. Efeknya,
negara yang merencanakan dan mencanangkan kebijakan dengan lengkap dan memadai
akan jauh lebih unggul ketimbang suatu negara yang para pemerintahnya tidak
tanggap terhadap kewajibannya sebagai pembuat kebijakan.
Kebijakan publik bukanlah sekedar
formulasi atas jawaban sebuah masalah publik. Lebih dari itu, kebijakan publik
justru akan jauh lebih berdampak apabila dirumuskan sebelum banyak masalah
publik terkait suatu fenomena mengantri untuk diselesaikan. Dalam hal ini,
pemerintah dituntut untuk responsif terhadap sekitar. Sebagaimana yang
dikatakan Robert Eyestone, bahwa kebijakan publik pada dasarnya merupakan
hubungan suatu unit (pemerintah) dengan lingkungannya.
c.
Pertumbuhan
e-commerce meningkat sejalan dengan peningkatan pengguna internet dan
kepercayaan masyarakat akan keamanan bertransaksi elektronik.
Industri perdagangan elektronik atau
e-commerce yang terus tumbuh dan berkembang di seluruh dunia , diyakini telah
menjadi bagian penting dan signifikan dari pertumbuhan ekonomi global. Menurut
riset dan penelitian firma konsultan
bisnis dan manajemen AT Kearny, nilai penjualan global e-commerce tahun 2015
hampir mencapai 1 triliun dolar Amerika atau tumbuh sebesar 18%
dibandingkan tahun 2014.
Untuk kawasan Asia Tenggara, nilai
penjualan e-commerce di negara – negara ASEAN masih sangat kecil, kurang dari
1% total penjualan sektor industri retail. Bandingkan dengan dengan negara –
negara di Eropa, atau dengan Cina dan Amerika Serikat yang mencapai 6% hingga
8%. Namun dalam beberapa tahun ke depan, masih menurut AT Kearny, pertumbuhan
nilai penjualan retail melalui e-commerce di negara – negara ASEAN dapat
meningkat hingga 25% per tahun. Hal ini
dapat tercapai seiring dengan meningkatnya daya beli, tingkat penetrasi
pengguna internet, dan semakin beragamnya tawaran transaksi online.
Berdasarkan riset Online Shopping Outlook
2015 yang dikeluarkan oleh BMI research mengungkapkan nilai belanja online pada
2014 mencapai 21 triliun. Sedangkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia (APJII), sampai
Januari 2016, pengguna internet di Indonesia telah mencapai 88,1 juta,
dimana 48 persen di antaranya merupakan pengguna internet harian.
Riset
Markplus Insight dan majalah online Marketeers tahun 2013 menunjukkan, dari 74,6 juta
pengguna internet di Indonesia, 20%
melakukan belanja online. Jumlah pengguna internet yang melakukan
transaksi online ini masih kalah dengan Thailand, Filipina, Vietnam, Singapura,
dan Malaysia yang mencapai 60% hingga 80% pengguna internetnya melakukan
transaksi online.
Dewan Penasihat Asosiasi E-commerce
Indonesia (IdEA) Emirsyah Satar mengakui perkembangan e-commerce Indonesia saat
ini sangat bagus.
Itu
dilihat dari perkembangan bisnis e-commerce yang dulu hanya melayani pelanggan
(Business to Consumer/B2C), tapi kini juga melayani pemerintah lewat pengadaan
barang dan jasa (Business to Government/B2G).
6.4
Pengertian e-Business System vs. E-Commerce
Pada prinsipnya, e-business kerap
didefinisikan sebagai aktivitas yang
berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan proses pertukaran
barang/atau jasa dengan memanfaatkan internet sebagai transaksi. E-business
adalah penambahan proses transaksi atau bisnis dengan dukungan e-commerce, juga
dukungan front office berupa peralatan situs web yang dipublish untuk dapat
berhubungan dengan pelanggan, supplier, distributor, retail dan terak hir
berupa dukungan back office dengan perpaduan aplikasi-aplikasi e-bisnis seperti
: e- CRM (Customer Relationship Management), ERP (Enterprise Resources
Planning), e-SCM (Supply C hain Management), Selling Chain Management dan
lain-lain. (Kalakota,2001, p4)
E-business
(Inggris: Electronic Business, atau “E-business”) dapat diterjemahkan sebagai
kegiatan bisnis yang dilak ukan secara otomatis dan semiotomatis dengan
menggunakan sistem informasi komputer. Istilah yang pertama kali diperkenalkan
oleh Lou Gerstner, seorang CEO perusahaan IBM ini, sekarang merupakan bentuk
kegiatan bisnis yang dilakukan
dengan menggunakan teknologi
Internet. E-business memungkinkan suatu perusahaan untuk berhubungan
dengan sistem pemrosesan data internal dan eksternal mereka secara lebih
efisien dan fleksibel. E-business juga banyak dipakai untuk berhubungan dengan
suplier dan mitra bisnis perusahaan, serta memenuhi permintaan dan melayani
kepuasan pelanggan secara lebih baik .
Dalam penggunaan sehari-hari, e-business
tidak hanya menyangkut e-dagang (perdagangan elektronik atau e-commerce) saja.
Dalam hal ini, e-dagang lebih merupakan sub bagian dari e-business, sementara
e-business meliputi segala macam fungsi
dan kegiatan bisnis
menggunakan data elektronik, termasuk pemasaran Internet (e-pemasaran).Sebagai
bagian dari e-business, e-dagang lebih berfokus pada kegiatan transaksi bisnis lewat www atau Internet.
Dengan menggunakan sistem manajemen pengetahuan, e-dagang mempunyai goal untuk
menambah revenue dari perusahaan.
Sementara itu, e-business berkaitan
secara menyeluruh dengan proses bisnis termasuk value chain: pembelian secara
elektronik (electronic purchasing), manajemen rantai suplai (supply chain
management), pemrosesan order elektronik, penanganan dan pelayanan kepada
pelanggan, dan kerja sama dengan mitra bisnis. E-business memberi kemungkinan
untuk pertukaran data di antara satu perusahaan dengan perusahaan lain, baik
lewat web, Internet, intranet, extranet atau kombinasi di antaranya.
Menurut Jurnal yang ditulis oleh Hargo
Wibowo dan Budi Yuwono, Adapun kriteria keberhasilan suatu sistem e-business :
1. Dapat
dibangun dan dirombak dengan cepat (short time-to-mark et).
2. Flexibel,
sehingga memungkinkan penyesuaian dengan
perubahan-perubahan kebutuhan usaha (agile).
3. Mampu
melayani volume transaksi yang tinggi (scalable).
4. Terpadu
(integrated) secara horizontal dan vertical.
E-Commerce
E-commerce (electronic commerce)
merupakan istilah yang digunakan oleh perusahaan untuk menjual dan membeli
sebuah produk secara online. E-commerce didefinisikan dari beberapa perspektif
(Kalakota dan Whinston (1997) yaitu berdasarkan komunikasi, proses bisnis,
layanan, dan online.
Definisi
e-commerce berdasarkan beberapa prespektif yang telah disebutkan yaitu:
· Perspektif Komunikasi
(Communications), menurut perspektif ini, e-commerce merupakan pengiriman
informasi, produk/jasa, dan pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer
atau sarana elektronik lainnya.
· Perspektif Proses
bisnis (Business), menurut prespektif ini, e-commerce merupakan aplikasi
teknologi menuju otomatisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan (work flow).
· Perspektif layanan
(Service), menurut perspektif ini, e-commerce merupakan satu alat yang memenuhi
keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen dalam memangkas service cost
ketika meningkatkan mutu barang dan ketepatan pelayanan.
· Perspektif Online
(Online), menurut perspektif ini, e-commerce berkaitan dengan kapasitas jual
beli produk dan informasi di internet dan jasa online lainnya.
Secara umum O’Brien (2005) menjelaskan
bahwa e-commerce mengubah bentuk persaingan, kecepatan bertindak, dan
perampingan interaksi, produk dan pembayaran dari pelanggan ke perusahaan dan
dari perusahaan ke pemasok. Sedangkan Anneahira.com memberikan pengertian bahwa
e-commerce merupakan penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan
jasa melalui sistem elektronik seperti internet, televisi, atau jaringan
komputer lainnya.
Dalam perkembangannya, e-commerce
digunakan tidak hanya sekedar untuk membeli dan menjual suatu produk tetapi
e-commerce meliputi seluruh proses pada : pengembangan, pemasaran, penjualan,
pengiriman, pelayanan, dan pembayaran untuk berbagai produk dan jasa yang
diperjual belikan di pasar global dengan dukungan dari jaringan para mitra
bisnisnya di seluruh dunia. Beberapa perusahaan terkenal yang merupakan
perusahaan e-commerce seperti : eBay, Yahoo, Amazon.com, Google, Paypal,
Wal-Mart, dan lain sebagainya.
Terdapat tiga kategori utama e-commerce
yang ada di dunia bisnis yaitu :
e-commerce Business-to-Consumer (B2C), e-commerce Business-to-Business
(B2B), dan e-commerce Consumer-to-Consumer(C2C) serta ditambah dengan e-commerce
Business-to-Government (B2G).
Gambar Framework untuk e-commerce
6.5
Manfaat
e-Business
Manfaat
E-Business
Manfaat
yang didapat atau manfaat dari e business itu sebagai berikut :
a. Memperluas
pasar hingga mencakup pasar nasional dan pasar global, sehingga perusahaan bisa
menjangkau lebih banyak pelanggan, memilih pemasok terbaik, dan menjalin relasi
dengan mitra bisnis yang dinilai paling cocok.
b. Menekan
biaya menyusun, memproses, mendistribusikan, menyimpan, dan mengakses informasi
berbasis kertas (paperbased information).
c. Memungkinkan
perusahaan untuk menerapkan mass customization terhadap produk dan jasanya.
d. Menekan
waktu antara pembayaran dan penerimaan produk/jasa.
e. Meningkatkan
produktivitas karyawan melalui rekayasa ulang proses bisnis.
f. Menekan
biaya telekomunikasi.
g. Manfaat-manfaat
lainnya, seperti citra yang lebih baik, layanan pelanggan yang lebih bagus,
proses yang lebih sederhana, mitra bisnis yang baru, waktu siklus dan
pengiriman yang lebih singkat, akses terhadap informasi yang lebih luas, biaya
transportasi yang lebih murah, dan fleksibilitas yang lebih tinggi.
h. Fenomena
jejaring (internetworking) memaksa perusahaan untuk bekerja sama dengan
berbagai mitra bisnis untuk dapat menawarkan produk atau jasa secara
kompetitif, sehingga kontrol kualitas, harga, dan kecepatan penciptaan sebuah
roduk atau jasa kerap sangat ditentukan oleh faktorfaktor luar yang tidak
berada di dalam kontrol perusahaan.
i.
Pembeli atau customer
dapat dengan mudah melihat barang yang di produksi perusahaan tersebut melalui
internet, sehingga tidak repot harus ke tempat hanya untuk melihat barang.
6.6
Sistem
Informasi e-Business
Menurut
Jurnal yang ditulis oleh Hargo Wibowo dan Budi Yuwono, Adapun kriteria
keberhasilan suatu sistem e-business :
·
Dapat dibangun dan dirombak dengan
cepat (short time-to-mark et)
·
Mampu melayani volume transaksi yang
tinggi (scalable)
·
Terpadu (integrated) secara
horizontal dan vertical.
Ada beberapa kiat – kiat dalam
e-bussines diantaranya :
·
Membenahi terlebih
dahulu sistem pengelolaan sumber daya perusahaan secara terpadu
·
Membuat perencanaan
investasi teknologi secara mendetail dan komprehensif
·
Membentuk struktur
organisasi yang fleksibel dan adaptif terhadap perubahan
·
Melakukan kerjasama
kondusif dengan berbagai mitra bisnis (vendor, pemasok barang, lembaga
keuangan, dan lain sebagainya).
6.7
Tantangan
Pembangunan
Sistem Informasi e-Business
Ada
sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh para pengelola perusahaan yaitu :
1. Tantangan
strategi bisnis
Ketangguhan
sistem informasi e-Business terletak pada bagaimana perusahaan merumuskan dan
menuangkan strategi bisnisnya yang handal dalam sistem tersebut misalnya
strategi harga, strategi produk, strategi teknologi dan sebagainya.
2. Tantangan
globalisasi
Perusahaan-perusahaan
lokal yang ingin berlaga di pasar global harus memahami seluk beluk bisnis
dalam lingkungan ekonomi global. Lingkup pasar berubah menjadi lebih luas.
Perbedaan platform seperti bahasa, budaya, politik, harga, perilaku konsumen,
kebijakan pemerintah dan sebagainya dapat menjadi masalah dan ancaman kerugian.
3. Tantangan
arsitektur informasi
Keputusan
perusahaan untuk mengembangkan sebuah arsitektur informasi yang baru guna
mendukung tujuan bisnisnya.
4. Tantangan
investasi
Perusahaan
harus mampu merumuskan visi dan anggaran untuk berinvestasi teknologi informasi
dengan skala yang luas. Hal ini sangat kompleks dan membutuhkan perhatian yang
serius
5. Tantangan
kemampuan untuk merespon dan mengontrol
Perusahaan
tertantang untuk merancang sistem-sistem yang mudah dipahami dan dikontrol agar
sistem informasi yang dibentuk mampu memberikan respon yang cepat dan tepat.
6. Tantangan
operasional
Kemampuan
suatu perusahaan untuk memelihara informasi yang disajikan dalam situs web.
Perusahaan juga dihadapkan pada persoalan keamanan data yang di-share dalam
jaringan global tersebut karena banyak hacker dan cracker yang berlalu lalang.
7. Tantangan
komunikasi
Kemampuan
untuk mengkomunikasikan rencana induk pengembangan sistem kepada sumber daya
manusia agar mereka dapat memahami, menerima dan mau menggunakan secara
optimal.
6.8
Siklus
Hidup dalam membangun e-Business (Planning, Analysis, Design, Implementation,
Evaluation, Maintaining) dan Kegagalan dalam E-Business
Tahapan-Tahapan
Dalam Sistem E-Business
a.
Tahap
Perencanaan
Pada
tahap perencanaan ini diawali dengan pembuatan dan penyampaian proposal
Teknologi Informasi yang memuat hal-hal pokok yang menjadi prioritas-prioritas
e-bisnis. Diikuti dengan tahapan
pemaparan kasus e-bisnis untuk perkembangan bissnis atau Investasi Teknologi
Informasi (TI). Tahap akhirnya adalah penyampaian rencana aplikasi e-bisnis
dalam bentuk pengembangannya dan penyebarannya.
b.
Tahap
Analisis
Dalam
tahap analisis ini, pengembang sistem harus memperhatikan hal-hal yang
berkaitan dengan aspek-aspek penting yang
sangat berpengaruh didalam membangun Sistem informasi e-bisnis ini
seperti :
1. Kelayakan
teknis
2. Pengembailan
ekonomis
3. Pengembalian
non ekonomis
4. Hukum
dan etika
5. Operasional
6. Jadwal
c.
Tahap
Perancangan
Dalam
merancangan sebuah Sistem Informasi
e-Business harus memperhatikan
kebutuhan perusahaan e-business ,
Kebutuhan operator, Kebutuhan pemakai dan Kebutuhan teknis.
d.
Tahap
Penerapan
Tahap
ini merupakan kegiatan untuk mengimplementasikan rancangan yang telah disusun sebelumnya agar
dapat diwujudnyatakan Implementasi untuk
prosedur di dalam teknologi komputer akan menggunakan bahasa komputer
Sementara
itu, untuk proses yang terdapat di luar sistem komputer, disusunlah sebuah
konvensi atau perjanjian atau tata tertib, agar setiap orang yang terlibat
dapat mengikuti alur yang telah ditetapkan untuk merealisasikan sistem pada
tahap pemaparan ini, ditempuh beberapa metode,antara lain, penggunaan paket
aplikasi, pengembangan oleh staf sendiri (insourcing), dan pengembangnan yang
dilakukan dengan kerjasama dari pihak luar seperti konsultan atau software
house (outsourcing).
e.
Tahap
Evaluasi
Pada
tahap ini, dilakukan uji coba sistem yang telah selesai disusun. Proses uji
coba diperlukan untuk memastikan bahwa sistem tersebut sudah benar.
Karakteristik yang ditetapkan, dan tidak ada kesalahan-kesalahan yang
terkandung didalamnya.
Disamping
memperhatikan metode yang akan digunakan dalam membangun sebuah sistem
Informasi e-Bisnis, kita juga harus memperhatikan tahapan-tahapan yang sangat
berpengaruh terhadap kualitas dari Sistem Informasi e-Bisnis yang dibangun
nantinya, seperti tahapan mendayagunakan komputer personal, jaringan komputer
dan internet seoptimal mungkin, membangun halaman web untuk jalinan komunikasi
antara Perusahaan dengan konsumen secara
efektif dan fleksibel, membangun Sistem Informasi e-Bisnis yang efektif
serta Mengembangkan Sistem Informasi yang bersifat inter platform.
Faktor
yang menyebabkan Kegagalan Sistem Informasi E-Business
· Sering orang memandang
Sistem Informasi e-Business adalah paling utama dan penting, sementara
melupakan komitmen dan konsistensi terhadap materi informasi, produk dan respon
layanan kepada konsumen.
· Antar-muka Sistem
Informasi e-Business sering kurang interaktif, kurang komunikatif dan kurang
mudah digunakan oleh konsumen, karena antar muka sering dibangun berdasarkan
selera pembuatnya.
·
Perubahan cara pandang,
pola berbisnis, dan sistim dari tradisonal dan lokal menjadi moderen dan global. perusahaan dan pebisnis membutuhkan waktu
untuk beradaptasi dengan perubahan
tersebut.
Daftar
Pustaka:
http://nisa11019.blogspot.co.id/2012/12/e-business-dan-e-commerce.html?m=1
http://imam47.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2012/02/06/tugas-mata-kuliah-sistem-informasi-manajemen/
https://rohmah23.wordpress.com/2016/05/16/pengertian-e-commerce-b2b-b2c-c2c-b2g-serta-erp/
http://riza46e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/tag/e-business/
http://mynewblogdeviagustia.blogspot.co.id/2015/04/tahap-tahap-pembentukan-sistem-e.html?m=1
http://rizal-ebisnis.blogspot.co.id/2014/11/perencanaan-dan-pengembangan-e-business.html?m=1
http://www.ehpedia.com/2015/09/apa-itu-ecommerce.html
http://presidenri.go.id/topik-aktual/membuka-dan-mengembangkan-potensi-e-commerce-di-indonesia.html
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/05/26/205416326/perkembangan.e-commerce.indonesia.sangat.bagus
http://feliciams.blogspot.co.id/2015/01/perkembangan-dunia-e-commerce.html
http://ardiansyaputra.blogspot.co.id/2014/12/trend-dan-tantangan-e-business.html