Selasa, 25 Oktober 2016

Sistem Informasi Manajemen // Materi 7 // Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya 2016-2017

Kelas SA1 :

1.      Vira Fatmawati                     (1510109345)
2.      Septia Dwi Fatmasari           (1620109859)
3.      Firda Yuniartiwi                   (1620109860)
4.      Helena Hara H.H.                  (1620109861)
5.      Muhammad Dhuhriansyah (1620110159)


Materi ke-7
1.        Pengenalan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem informasi yang menghasilkan output dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang ddiperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu.
SIM menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian dan perbaikan berkelanjutan. Ketiga tujuan tersebut menenjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah dan mengevaluasi kinerja (informasi dibutuhkan dan dipergunakan dalam semua tahao manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian, dan pengambil keputusan.
Contoh SIM:
a.       Level Operasional: pembuatan E-KTP, pelaporan pajak, perizinan, absensi penggajian.
b.      Level Pengetahuan: sistem perkantoran, persiapan, dan manajemen dokumen kerja.
c.  Level Manajemen: pengambilan keputusan, memperoleh data dari sumber internal dan eksternal
d.     Level Strategis: pengembangan produk layanan untuk 5 tahun ke depan. Kebutuhan karyawan di 5 tahun mendatang.
Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan kepada pihak-pihak luar (seperti inspeksi pajak, investor dan kreditur) dan pihak-pihak dalam (terutama management). Jadi dapat dikatakan bahwa sistem akuntansi hanya khusus menangani masalah akuntansi dan keuangan.
Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi, memproses data menjadi innformasi yang dapat digunakan dalam proses pengamblan keputusan dan melakukan control secara tepat terhadap aset organisasi.
Contoh SIA sebagai pusat informasi perusahaan adalah bagian pemsaran mempertimbangkan untuk memperkenalkan jenis produk baru dalam jajaran produksi perusahaan untuk itu bagian tersebut meminta laporan analisa perkiraan keuntungan yang dapat diperoleh dari usulan produk baru tersebut. Bagian SIA memproyeksikan biaya dan perkiraan pendapatan yang berhubungan dengan produk tersebut, kemudian data yang diperoleh diproses oleh staf EDP  (Entry Data Processing). Setelah diproses hasilnya dikembalikan ke bagian SIA untuk kemudian diberikan ke bagian pemasaran. Selanjutnya kedua bagian akan akan merundingkan hasil analisa tersebut untuk dicari keputusan yang sesuai.
Perbedaan SIA dan SIM:
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
SIM mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, menganalisa, dan mengkomunikasikan semua tipe informasi.
SIA mengumpulkan, mengklasifikasi, memproses, menganalisa, dan mengkomunikasikan informasi keuangan, lebih kepada keuangan, pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern.
SIM berbasis computer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan serupa.
SIA yang efektif bagi keberhasilan jangka panjang organisasi manapun.
SIM sub-unitnya didasarkan area fungsional dan tingkatan manajemen.
SIA tersebut menyediakan beberapa informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan atas masalah-masalah yang lain.

SIA mencakup pengendalian untuk memastikan keamanan dan ketersediaan data organisasi.

Sistem informasi manajemen berkepentingan dengan penyediaan informasi yang menyeluruh dan terintegrasi untuk membantu pengambilan keputusan bagi berbagai tingkatan manajemen dalam suatu organisasi atau perusahaan. Ditinjau dari hal tersebut, maka sistem informasi akuntansi merupakan subsistem dari sistem informasi manajemen.
2.        Model Sistem Informasi Manajemen
Definisi model sistem informasi manajemen dapat digambarkan pada gambar diatas. Database berisi data yang disediakan oleh sistem informasi manajemen. Selain itu, data maupun informasi dimasukkan dari lingkungan. Isi database digunakan oleh perangkat lunak yang menghasilkan laporan periodic dan laporan khusus, serta model matematika yang mensimulasikan beragam aspek operasi perusahaan. Output perangkat lunak digunakan oleh orang-orang dalam perusahaan yang bertanggung jawab memecahkan masalah perusahaan. Tidak seperti SIA, SIM tidak berkewajiban menyediakan informasi bagi lingkungan.
3.        Konsep Subsistem Informasi Organisasional
Sistem informasi manajemen merupakan upaya organisasi pertama yang tujuannya adalah menyediakan informasi bagi manajemen, dan di dalam praktiknya SIM pada suatu organisasi menyediakan juga informasi bagi orang-orang selain para manajer.
Ketika suatu organisasi semakin memiliki pengalaman dalam menerapkan rancangan SIM yang mencakup kebutuhan seluruh organisasi, para manajer di wilayah-wilayah tertentu, baik ditingkat pusat maupun daerah, mulai menerapkan konsep sesuai kebutuhan yang mereka perlukan. Sistem informasi mulai akan memasuki wilayah yang sudah tersegmentasi, yang dapat disebut dengan sub-sub sistem SIM yang disesuaikan untuk memenuhi kebtuhan penggunanya. Sebagai contoh pada tataran organisasi pemerintah pusat sudah mengimplementasikan beberapa aplikasi sistem informasi antara lain:
a.       Sistem akuntansi keuangan Negara (SKAN).
b.      Sistem akuntansi barang milik Negara (SABMN).
c.       Sistem akuntansti keuangan daerah (SAKD).
d.      Sistem informasi kependudukan.
e.       Sistem informasi kepegawaian dan pengembangan-pengembangan sub-sub sistem tata kelola pemerintahan lainnya.
4.        Pemrosesan Data Akuntansi
Proses akuntansi di mulai ketika kejadian ekonomi diterima oleh sistem informasi akuntansi, yang mencatat kejadian ekonomi itu sebagai transaksi akuntansi. Proses akuntansi adalah serangkaian kegiatan yang diawali dengan transasksi dan berakhir dengan penutupan buku berakhirnya seluruh proses pencatatan pada waktu tertentu.
Terdapat beberapa langkah siklus akuntansi, yaitu:
a.       Mengidentifikasi transaksi atau peristiwa.
b.      Menyiapkan dokumen sumber transkasi itu seperti nota pembelian, faktur, dan lain-lain.
c.       Menganalisis dan mengklasifikasikan transkasi langkah ini melibatkan kuantifikasi transaksi dalam bentuk uang, mengidentifikasi account yang terkena dampak dan apakah akun tersebut harus didebet atau dikreditkan.
d.   Mencatat transaksi dengan membuat akun di jurnal yang sesuai, seperti jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas atau pengeluaran, atau jurnal umum dan akun tersebut dibuat dalam urutan kronologinya.
e.   Memasukkan akun jurnal umum ke buku besar. Langkah ini dilakukan selama periode akuntansi sebagai transaksi terjadi atau dalam proses batch periodik.
f.   Menyiapkan neraca percobaan untuk memastikan bahwa debet dan kredit sama. Saldo percobaan adalah daftar dari semua buku besar, dengan debet di kolom kiri dan kredit di kolom kanan. Pada titik ini belum ada akun penyesuaian.
g.      Memperbaiki perbedaan dalam neraca percobaan. Jika kolom tidak seimbang, mencari letak kesalahannya. Misal: posting angkayang salah, posting di kolom yang salah, atau posting lebih dari sekali.
h.  Menyiapkan jurnal penyesuaian untuk mencatat transaksi yang masih harus dibayar, ditangguhkan, dan jumlah yang diperkirakan.
i.        Siapkan neraca saldodisesuaikan.
j.        Siapkan laporan keuangan, yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas.
k.  Siapkan jurnal penutup yang menutup rekening sementara seperti pendapatan, biaya keuntungan, dan kerugian.
l.        Posting jurnal penutup ke buku besar.
m.    Menyiapkan neraca percobaan setelah penutupan untuk memutuskan bahwa debet dan kredit sama.
5.        Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi
Karakteristik –karakteristik umum yang dimiliki oleh sistem informasi akuntansi adalah:
a.       Tumbuh dan berkembang sepanjang masa
Sistem informasi mengalami perubahan besar dalam kehidupan dalam suatu perusahaan. Perubahan ini memungkinkan sistem informasi beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi, sistem informasi cenderung meluas sesuai dengan pertumbuhn dan perkembangan perusahaan.
b.      Jaringan arus informasi
Sistem informasi menyediakan informasi ke berbagai pihak di dalam ataupun di luar perusahaan.
c.       Konversi data
Sistem informasi akan mengkonversi input menjadi output.
d.      Pengguna informasi
Informasi yang dihasilkan oleh sistem informai digunakan oeh pengguna internal (manajer dan karyawan) dan pengguna eksternal (pelanggan, kreditur, pemegang saham, dan instansi pemerintah). Pengguna informasi akan bertambah banyak seiring dengan semakin berkembangnya perusahaan. Hal ini dikarenakan pihak-pihak yang terkait pun semakin banyak.
e.       Tujuan
Sistem informasi memiliki tujuan, yaitu: menyajikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, menyajikan informasi untuk mendukung operasi harian, menyajikan informasi yang berkenaan dengan kepengurusan.
f.       Sumber daya
Agar dapat berfungsi, sistem informasi memerlukan sumber daya yang mencakup data, perlengkapan, personalia, peralatan, dan dana.
Konsep karakteristik informasi ini dapat membantu para pengambil keputusan untuk menentukan berapa yang harus dia bayar untuk sebuah informasi yang berhubungan dengan keputusan yang akan diambil. Dalam hubungan dengan suatu organisasi, maka perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan didalam suatu system informasi pada umumnya digunakan untuk beberapa keperluan, sehingga sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperolehnya, karena sebagian besar informasi tidak hanya digunakan oleh satu pihak dalam organisasi perusahaan tersebut. Dan sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dalam nilai uang secara tepat, tetapi mungkin hanya dapat ditaksir dalam bentuk nilai efektivitasnya.
6.         Sistem Informasi dalam Pengambilan Keputusan dan Pemecahan Masalah
Masalah masalah yang kompleks sering terjadi di perusahaan perusaahan. Di sini di tuntut peran manajer untuk memecahkan masalah tersebut sebagai pembuat keputusan. Dalam memecahkan suatu masalah manajer mengidentifikasi, mengembangkan, menyeleksi,menerapkan dan menindak lanjuti untuk memastikan bahwa kapan solusi itu berjalan sebagai mana mestinya.Manajer juga perlu melakukan pendekatan ke sebuah Sistem untuk mendapatkan solusi pemecahan masalah yang tidak merugikan perusahaan.
Dalam memecahkan masalah kita berpegangan pada tiga jenis usaha yang harus dilakukan oleh manajer yaitu usaha persiapan, usaha definisi, dan usaha solusi/pemecahan.
a.       Usaha persiapan
Tiga langkah persiapan tidak harus dilaksanakan secara berurutan, Karena ketiganya bersama-sama menghasilkan kerangka piker yang diinginkan untuk mengenai masalah. Ketiga masalah itu terdiri dari memandang perusahaan sebagai suatu system, mengenal system lingkungan, mengidentifikasi subsistem-subsistem perusahaan.
b.      Usaha definisi
Usaha definisi mencakup pertama-tama menyadari bahwa suatu masalah ada atau aka nada (identifikasi masalah) dan kemudian cukup mempelajarinya cukup mempelajaronya untuk mencari solusi (pemahaman masalah). Usaha definisi mencakup dua langkah yaitu: bergerak dari tingkat system ke subsistem dan menganalisis bagian-bagian system dalam suatu urutan tertentu.
c.       Usaha pemecahan
Usaha pemecahan meliputi pertimbangan berbagai alternative yang layak (feasible), pemilihan alternative terbaik dan penerapannya.


DAFTAR PUSAKA

Senin, 24 Oktober 2016

Sistem Informasi Manajemen // Materi 6 // e-Business System vs e-Commerce

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya 2016-2017


Kelas SA1 :

1.      Vira Fatmawati                     (1510109345)
2.      Septia Dwi Fatmasari           (1620109859)
3.      Firda Yuniartiwi                   (1620109860)
4.      Helena Hara H.H.                  (1620109861)
5.      Muhammad Dhuhriansyah (1620110159)

Materi ke-6
6.      e-Business System vs. E-Commerce
E-commerce merupakan bagian dari e-business. Pada e-coomerce, teknologi informasi seutuhnya hanya digunakan untuk transaksi antara pemilik bisnis dengan konsumen. Penggunaan teknologi ini berorientasi pada tujuan prospek (peningkatan penjualan) untuk mencapai profit sebesar-besarnya.
E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web (website). Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2 milyar pada 2003.
Beberapa aplikasi umum yang berhubungan dengan e-commerce adalah:
·      E-mail dan Messaging
·      Content Management Systems
·      Dokumen, spreadsheet, database
·      Akunting dan sistem keuangan
·      Informasi pengiriman dan pemesanan
·      Pelaporan informasi dari klien dan enterprise
·      Sistem pembayaran domestik dan internasional
·      Newsgroup
·      On-line Shopping
·      Conferencing
·      Online Banking
Jenis-jenis E-Commerce
Kegiatan E-Commerce mencakup banyak hal, untuk membedakannya E-Commerce dibedakan menjadi 2 berdasarkan karakteristiknya:
1. Business to Business, karakteristiknya:
- Trading partners yang sudah saling mengetahui dan antara mereka sudah terjalin hubungan yang berlangsung cukup lama.
- Pertukaran data dilakukan secara berulang-ulang dan berkala dengan format data yang telah disepakati bersama.
- Salah satu pelaku tidak harus menunggu rekan mereka lainnya untuk mengirimkan data.
- Model yang umum digunakan adalah peer to peer, di mana processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.
Sedangkan pada e-business mencakup lebih luas, tpemanfaatan teknologi informasi ini digunakan untuk mengembangkan bisnis offline dalam merambah bisnis berbasis online. Teknologi informasi digunakan tidak hanya untuk perniagaan (jual beli), melainkan kepentingan perusahaan untuk mengembangkan dan memperlancar proses bisnis, baik untuk kepentingan komersil maupun non komersil. Contohnya seperti keperluan branding, menjaga hubungan dengan mitra bisnis, bakti sosial, lowongan pekerjaan, dll.
Perbedaan yang mendasar antara e-commerce dan e-business adalah bahwa tujuan e-commerce memang benar-benar money oriented (berorientasi pada perolehan uang), sedangkan e-business berorientasi pada kepentingan jangka panjang yang sifatnya abstrak seperti kepercayaan konsumen, pelayanan terhadap konsumen, peraturan kerja, relasi antar mitra bisnis, dan penanganan masalah sosial lainnya. Selain perbedaan seperti yang telah disebutkan, e-commerce dan e-business juga memiliki kesamaan tujuan utama yaitu memajukan perusahaan yang lebih besar dari sebelumnya. E-commerce dan e-business merupakan terobosan yang dapat mendongkrak penjualan melalui online marketing dan sebagai sarana mempromosikan produk melalui media Internet.
6.1 Model Bisnis (B2B, B2C, B2G)
Bisnis e-commerce mulai tumbuh dengan cepat sejak tahun 1998. Pada awal pertumbuhannya tipe bisnis ini hanya melingkupi bidang business-to-consumer (B2C) e-commerce. Namun pada pertumbuhannya perkembangan bisnis ini mulai melingkupi bidang business-to-business (B2B), business-to-customer (C2C), gabungan business-to-government(B2G) serta ERP. berikut definisi-nya :
1.      Business to Business (B2B)
Jenis e-commerce Business to Business atau B2B adalah bisnis yang dilakukan oleh orang atau pihak yang saling memiliki kepentingan bisnis, atau bisa juga disebut bisnis antar perusahaan.
Biasanya bisnis B2B dilakukan menggunakan EDI (Electronic Data Interchange) dan email yang berguna untuk pembelian barang dan jasa, informasi dan konsultasi, atau pengiriman dan permintaan proposal bisnis.
EDI (Electronic Data Interchange) adalah proses transfer data yang terstruktur, dalam format standar yang disetujui, dari satu sistem komputer ke sistem komputer lainnya, dalam bentuk elektronik.
Ø  Contoh website E-commerce B2B adalah :
PT Krakatau Steel (www.krakatausteel.com)
PT Krakatau Steel adalah perusahaan baja terbesar di Indonesia, untuk melakukan pemesanan baja di Krakatau Steel setiap perusahaan harus mendaftarkan perusahaannya. Setelah terdaftar Perusahaan  Mitra dapat memesan baja di Krakatau Steel dengan menggunakan EDI.
Unilever adalah perusahaan penghasil produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia. Unilever adalah salah satu customers dari PT. Electronic Data Interchange Indonesia.
2.      Business to Consumers (B2C)
Business to Consumers (B2C) adalah jenis bisnis yang dilakukan antara pelaku bisnis dengan konsumen, seperti antara produsen yang menjual dan menawarkan produknya ke konsumen umum secara online. Disini pihak produsen akan melakukan bisnis dengan menjual dan memasarkan produknya ke konsumen tanpa adanya feedback dari konsumen untuk melakukan bisnis kembali kepada pihak produsen, yang artinya produsen hanya menjual atau memasarkan produk ataupun jasanya dan pihak konsumen hanya sebagai pemakai atau pembeli.
Secara umum, tipe Business to Costumer  (B2C) terbagi menjadi 4 klasifikasi, yaitu:
a. Auction Store
Tempat untuk memberikan pelayanan dalam bidang perdagangan. Misalnya untuk pengiklanan produk perusahaan, cara pembayaran dan sebagainya. Contoh: www.ebay.com
b. Online Store
Tempat untuk menjual atau membeli secara digital dengan memilih, memesan barang lewat internet tanpa harus bertatap muka dengan penjual secara langsung maupun barang yang ingin dibeli. Contoh: www.Amazon.com
c. Online Service
Tempat untuk meminta informasi dan service lain dari perusahaan dengan cepat dan mudah atau dapat melakukan proses jual beli, misalnya jasa tiket perjalanan, jasa service dan lain-lain. Contoh: www.wotif.com , www.airasia.com ,www.bliztmegaplex.com
d. Other Service
Layanan yang menyediakan fasilitas untuk penjualan produk dan jasa diluar klasifikasi yang telah dijabarkan sebelumnya. Contoh: www.kaskus.us , www.facebook.com
3.      Business to Government (B2G)
B2G merupakan turunan dari B2B dalam ilmu pemasaran dan dikenal sebagai pemasaran sektor publik yang mencakup pemasaran produk-produk dan jasa untuk instansi pemerintah melalui teknik komunikasi pemasaran terpadu seperti branding,marcom,iklan dan komunikasi berbasis web.
Ø  Contoh dari B2G :
Penyediaan sumber informasi, khususnya informasi yang sering dicari oleh masyarakat. Informasi ini dapat diperoleh langsung dari tempat kantor pemerintahan, dari kios info (info kios), ataupun dari Internet (yang dapat diakses oleh masyarakat dimana pun dia berada). Informasi ini dapat berupa informasi potensi daerah sehingga calon investor dapat mengetahui potensi tersebut.
Penyediaan mekanisme akses melalui kios informasi yang tersedia di kantor pemerintahan dan juga di tempat umum. Usaha penyediaan akses ini dilakukan untuk menjamin kesetaraan kesempatan untuk mendapatkan informasi.
E-procurement dimana pemerintah dapat melakukan tender secara on-line dan transparan.
Situs-situs yang terkait contohnya  :
·      http://www.b2gmarket.com/
6.2 Definisi Internet dan e-commerce
a.      Internet
Internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Manakala Internet (huruf ‘I’ besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan internet.
Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internet working. Jadi, internet menggunakan suatu pengalamatan khusus untuk menyampaikan pesan atau informasi antar perangkat. Jaringan internet merupakan jaringan besar yang ada di dunia ini yang menghubungkan satu benua dengan benua lainnya (http://id.wikipedia.org/wiki/Internet)
b.      E-commerce
E-commerce adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penjualan barang dan jasa melalui Internet. Dalam pengertian yang paling umum, hanya menciptakan situs Web yang mengiklankan dan mempromosikan produk dapat dianggap “e-commerce.” Dalam beberapa tahun terakhir, bagaimanapun e-commerce telah menjadi jauh lebih canggih. Bisnis e-commerce sekarang menawarkan toko online yang rumit di mana pelanggan dapat mengakses ribuan produk, pemesanan, pilih metode pengiriman yang diinginkan dan membayar untuk pembelian menggunakan kartu kredit mereka.
6.3 Perkembangan e-commerce di Indonesia dan Internasional
a.      Sejarah E-Commerce
E-commerce mulai muncul pada 1994, dimana pada saat itu pertama kalinya banner elektronik digunakan untuk tujuan periklanan di website. Kemudian maksud istilah "E-commerce" mengalami perubahan seiring berjalannya waktu, kemudian e-commerce diartikan sebagai pemanfaatan transaksi komersil, seperti memesan pembelian atau invoice elektronik.
Kemudian kini istilah tersebut diartikan lebih spesifik dan makna lebih sempit lagi menjadi "perdagangan web", yakni jual beli barang atau jasa melalui www (World Wide Web) dengan server.
b.      Perkembangan e-Commerce di Indonesia di Awal e-Commerce Muncul
Perkembangan e-commerce di Indonesia sendiri telah ada sejak tahun 1996, dengan berdirinya Dyviacom Intrabumi atau D-Net (www.dnet.net.id) sebagai perintis transaksi online. Wahana transaksi berupa mal online yang disebut D-Mall (diakses lewat D-Net) ini telah menampung sekitar 33 toko online/merchant. Produk yang dijual bermacam-macam, mulai dari makanan, aksesori, pakaian, produk perkantoran sampai furniture. Selain itu, berdiri pula http://www.ecommerce-indonesia.com/, tempat penjualan online berbasis internet yang memiliki fasilitas lengkap seperti adanya bagian depan toko (storefront) dan shopping cart (keranjang belanja). Selain itu, ada juga Commerce Net Indonesia – yang beralamat di http://isp.commerce.net.id/. Sebagai Commerce Service Provider (CSP) pertama di Indonesia, Commerce Net Indonesia menawarkan kemudahan dalam melakukan jual beli di internet. Commerce Net .
Indonesia sendiri telah bekerjasama dengan lembaga-lembaga yang membutuhkan e-commerce, untuk melayani konsumen seperti PT Telkom dan Bank International Indonesia. Selain itu, terdapat pula tujuh situs yang menjadi anggota Commerce Net Indonesia, yaitu Plasa.com, Interactive Mall 2000, Officeland, Kompas Cyber Media, Mizan Online Telecommunication Mall dan Trikomsel.
Kehadiran e-commerce sebagai media transaksi baru ini tentunya menguntungkan banyak pihak, baik pihak konsumen, maupun pihak produsen dan penjual (retailer). Dengan menggunakan internet, proses perniagaan dapat dilakukan dengan menghemat biaya dan waktu.
Perkembangan e-commerce di negara-negara dunia dan Indonesia berbeda pada kebijakan yang diambil. Pemerintah dunia jauh lebih siap dalam segala hal dalam menangani masalah e-commerce karena telah memiliki rencana strategi mengenai pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Sedangkan pemerintah Indonesia baru menyadari akan pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi baru-baru ini.
Apabila dibandingkan, keputusan pemerintah Indonesia yang baru mengesahkan UU Informasi dan Transaksi Elektronik di tahun 2008 erat kaitannya dengan faktor sosial-ekonomi. Faktor-faktor terssebut akhirnya mempengaruhi ketanggapan pemerintah untuk menyediakan suatu regulasi yang tepat mengenai suatu masalah publik. Efeknya, negara yang merencanakan dan mencanangkan kebijakan dengan lengkap dan memadai akan jauh lebih unggul ketimbang suatu negara yang para pemerintahnya tidak tanggap terhadap kewajibannya sebagai pembuat kebijakan.
Kebijakan publik bukanlah sekedar formulasi atas jawaban sebuah masalah publik. Lebih dari itu, kebijakan publik justru akan jauh lebih berdampak apabila dirumuskan sebelum banyak masalah publik terkait suatu fenomena mengantri untuk diselesaikan. Dalam hal ini, pemerintah dituntut untuk responsif terhadap sekitar. Sebagaimana yang dikatakan Robert Eyestone, bahwa kebijakan publik pada dasarnya merupakan hubungan suatu unit (pemerintah) dengan lingkungannya.
c.       Pertumbuhan e-commerce meningkat sejalan dengan peningkatan pengguna internet dan kepercayaan masyarakat akan keamanan bertransaksi elektronik.
Industri perdagangan elektronik atau e-commerce yang terus tumbuh dan berkembang di seluruh dunia , diyakini telah menjadi bagian penting dan signifikan dari pertumbuhan ekonomi global. Menurut riset dan penelitian  firma konsultan bisnis dan manajemen AT Kearny, nilai penjualan global e-commerce  tahun 2015  hampir mencapai 1 triliun dolar Amerika atau tumbuh sebesar 18% dibandingkan tahun 2014.
Untuk kawasan Asia Tenggara, nilai penjualan e-commerce di negara – negara ASEAN masih sangat kecil, kurang dari 1% total penjualan sektor industri retail. Bandingkan dengan dengan negara – negara di Eropa, atau dengan Cina dan Amerika Serikat yang mencapai 6% hingga 8%. Namun dalam beberapa tahun ke depan, masih menurut AT Kearny, pertumbuhan nilai penjualan retail melalui e-commerce di negara – negara ASEAN dapat meningkat hingga  25% per tahun. Hal ini dapat tercapai seiring dengan meningkatnya daya beli, tingkat penetrasi pengguna internet, dan semakin beragamnya tawaran transaksi online.
Berdasarkan riset Online Shopping Outlook 2015 yang dikeluarkan oleh BMI research mengungkapkan nilai belanja online pada 2014 mencapai 21 triliun. Sedangkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), sampai  Januari 2016, pengguna internet di Indonesia telah mencapai 88,1 juta, dimana 48 persen di antaranya merupakan pengguna internet harian.
Riset  Markplus Insight dan majalah online Marketeers  tahun 2013 menunjukkan, dari 74,6 juta pengguna internet di Indonesia, 20%  melakukan belanja online. Jumlah pengguna internet yang melakukan transaksi online ini masih kalah dengan Thailand, Filipina, Vietnam, Singapura, dan Malaysia yang mencapai 60% hingga 80% pengguna internetnya melakukan transaksi online.
Dewan Penasihat Asosiasi E-commerce Indonesia (IdEA) Emirsyah Satar mengakui perkembangan e-commerce Indonesia saat ini sangat bagus.
Itu dilihat dari perkembangan bisnis e-commerce yang dulu hanya melayani pelanggan (Business to Consumer/B2C), tapi kini juga melayani pemerintah lewat pengadaan barang dan jasa (Business to Government/B2G).
6.4 Pengertian e-Business System vs. E-Commerce
Pada prinsipnya, e-business kerap didefinisikan sebagai aktivitas yang  berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan proses pertukaran barang/atau jasa dengan memanfaatkan internet sebagai transaksi. E-business adalah penambahan proses transaksi atau bisnis dengan dukungan e-commerce, juga dukungan front office berupa peralatan situs web yang dipublish untuk dapat berhubungan dengan pelanggan, supplier, distributor, retail dan terak hir berupa dukungan back office dengan perpaduan aplikasi-aplikasi e-bisnis seperti : e- CRM (Customer Relationship Management), ERP (Enterprise Resources Planning), e-SCM (Supply C hain Management), Selling Chain Management dan lain-lain. (Kalakota,2001, p4)
E-business (Inggris: Electronic Business, atau “E-business”) dapat diterjemahkan sebagai kegiatan bisnis yang dilak ukan secara otomatis dan semiotomatis dengan menggunakan sistem informasi komputer. Istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh Lou Gerstner, seorang CEO perusahaan IBM ini, sekarang merupakan bentuk kegiatan bisnis yang dilakukan  dengan  menggunakan  teknologi  Internet. E-business memungkinkan suatu perusahaan untuk berhubungan dengan sistem pemrosesan data internal dan eksternal mereka secara lebih efisien dan fleksibel. E-business juga banyak dipakai untuk berhubungan dengan suplier dan mitra bisnis perusahaan, serta memenuhi permintaan dan melayani kepuasan pelanggan secara lebih baik .
Dalam penggunaan sehari-hari, e-business tidak hanya menyangkut e-dagang (perdagangan elektronik atau e-commerce) saja. Dalam hal ini, e-dagang lebih merupakan sub bagian dari e-business, sementara e-business meliputi segala macam fungsi  dan  kegiatan  bisnis  menggunakan  data  elektronik, termasuk  pemasaran Internet (e-pemasaran).Sebagai bagian dari e-business, e-dagang lebih berfokus pada kegiatan  transaksi bisnis lewat www atau Internet. Dengan menggunakan sistem manajemen pengetahuan, e-dagang mempunyai goal untuk menambah revenue dari perusahaan.
Sementara itu, e-business berkaitan secara menyeluruh dengan proses bisnis termasuk value chain: pembelian secara elektronik (electronic purchasing), manajemen rantai suplai (supply chain management), pemrosesan order elektronik, penanganan dan pelayanan kepada pelanggan, dan kerja sama dengan mitra bisnis. E-business memberi kemungkinan untuk pertukaran data di antara satu perusahaan dengan perusahaan lain, baik lewat web, Internet, intranet, extranet atau kombinasi di antaranya.
Menurut Jurnal yang ditulis oleh Hargo Wibowo dan Budi Yuwono, Adapun kriteria keberhasilan suatu sistem e-business :
1.      Dapat dibangun dan dirombak dengan cepat (short time-to-mark et).
2.      Flexibel, sehingga memungkinkan  penyesuaian dengan perubahan-perubahan kebutuhan usaha (agile).
3.      Mampu melayani volume transaksi yang tinggi (scalable).
4.      Terpadu (integrated) secara horizontal dan vertical.
E-Commerce
E-commerce (electronic commerce) merupakan istilah yang digunakan oleh perusahaan untuk menjual dan membeli sebuah produk secara online. E-commerce didefinisikan dari beberapa perspektif (Kalakota dan Whinston (1997) yaitu berdasarkan komunikasi, proses bisnis, layanan, dan online.
Definisi e-commerce berdasarkan beberapa prespektif yang telah disebutkan yaitu:
·    Perspektif Komunikasi (Communications), menurut perspektif ini, e-commerce merupakan pengiriman informasi, produk/jasa, dan pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer atau sarana elektronik lainnya.
·   Perspektif Proses bisnis (Business), menurut prespektif ini, e-commerce merupakan aplikasi teknologi menuju otomatisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan (work flow).
·    Perspektif layanan (Service), menurut perspektif ini, e-commerce merupakan satu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen dalam memangkas service cost ketika meningkatkan mutu barang dan ketepatan pelayanan.
·    Perspektif Online (Online), menurut perspektif ini, e-commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produk dan informasi di internet dan jasa online lainnya.
Secara umum O’Brien (2005) menjelaskan bahwa e-commerce mengubah bentuk persaingan, kecepatan bertindak, dan perampingan interaksi, produk dan pembayaran dari pelanggan ke perusahaan dan dari perusahaan ke pemasok. Sedangkan Anneahira.com memberikan pengertian bahwa e-commerce merupakan penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet, televisi, atau jaringan komputer lainnya.
Dalam perkembangannya, e-commerce digunakan tidak hanya sekedar untuk membeli dan menjual suatu produk tetapi e-commerce meliputi seluruh proses pada : pengembangan, pemasaran, penjualan, pengiriman, pelayanan, dan pembayaran untuk berbagai produk dan jasa yang diperjual belikan di pasar global dengan dukungan dari jaringan para mitra bisnisnya di seluruh dunia. Beberapa perusahaan terkenal yang merupakan perusahaan e-commerce seperti : eBay, Yahoo, Amazon.com, Google, Paypal, Wal-Mart, dan lain sebagainya.
Terdapat tiga kategori utama e-commerce yang ada di dunia bisnis yaitu :  e-commerce Business-to-Consumer (B2C), e-commerce Business-to-Business (B2B), dan e-commerce Consumer-to-Consumer(C2C) serta ditambah dengan e-commerce Business-to-Government (B2G).
 Gambar Framework untuk e-commerce
6.5  Manfaat e-Business
Manfaat E-Business
Manfaat yang didapat atau manfaat dari e business itu sebagai berikut :
a.    Memperluas pasar hingga mencakup pasar nasional dan pasar global, sehingga perusahaan bisa menjangkau lebih banyak pelanggan, memilih pemasok terbaik, dan menjalin relasi dengan mitra bisnis yang dinilai paling cocok.
b.   Menekan biaya menyusun, memproses, mendistribusikan, menyimpan, dan mengakses informasi berbasis kertas (paperbased information).
c.      Memungkinkan perusahaan untuk menerapkan mass customization terhadap produk dan jasanya.
d.      Menekan waktu antara pembayaran dan penerimaan produk/jasa.
e.       Meningkatkan produktivitas karyawan melalui rekayasa ulang proses bisnis.
f.       Menekan biaya telekomunikasi.
g.   Manfaat-manfaat lainnya, seperti citra yang lebih baik, layanan pelanggan yang lebih bagus, proses yang lebih sederhana, mitra bisnis yang baru, waktu siklus dan pengiriman yang lebih singkat, akses terhadap informasi yang lebih luas, biaya transportasi yang lebih murah, dan fleksibilitas yang lebih tinggi.
h.   Fenomena jejaring (internetworking) memaksa perusahaan untuk bekerja sama dengan berbagai mitra bisnis untuk dapat menawarkan produk atau jasa secara kompetitif, sehingga kontrol kualitas, harga, dan kecepatan penciptaan sebuah roduk atau jasa kerap sangat ditentukan oleh faktorfaktor luar yang tidak berada di dalam kontrol perusahaan.
i.        Pembeli atau customer dapat dengan mudah melihat barang yang di produksi perusahaan tersebut melalui internet, sehingga tidak repot harus ke tempat hanya untuk melihat barang.
6.6  Sistem Informasi e-Business
Menurut Jurnal yang ditulis oleh Hargo Wibowo dan Budi Yuwono, Adapun kriteria keberhasilan suatu sistem e-business :
·         Dapat dibangun dan dirombak dengan cepat (short time-to-mark et)
·         Mampu melayani volume transaksi yang tinggi (scalable)
·         Terpadu (integrated) secara horizontal dan vertical.
Ada beberapa kiat – kiat dalam e-bussines diantaranya :
·         Membenahi terlebih dahulu sistem pengelolaan sumber daya perusahaan secara terpadu
·         Membuat perencanaan investasi teknologi secara mendetail dan komprehensif  
·         Membentuk struktur organisasi yang fleksibel dan adaptif terhadap perubahan
·         Melakukan kerjasama kondusif dengan berbagai mitra bisnis (vendor, pemasok barang, lembaga keuangan, dan lain sebagainya).
6.7  Tantangan
Pembangunan Sistem Informasi e-Business
Ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh para pengelola perusahaan yaitu :
1.      Tantangan strategi bisnis
Ketangguhan sistem informasi e-Business terletak pada bagaimana perusahaan merumuskan dan menuangkan strategi bisnisnya yang handal dalam sistem tersebut misalnya strategi harga, strategi produk, strategi teknologi dan sebagainya.
2.      Tantangan globalisasi
Perusahaan-perusahaan lokal yang ingin berlaga di pasar global harus memahami seluk beluk bisnis dalam lingkungan ekonomi global. Lingkup pasar berubah menjadi lebih luas. Perbedaan platform seperti bahasa, budaya, politik, harga, perilaku konsumen, kebijakan pemerintah dan sebagainya dapat menjadi masalah dan ancaman kerugian.
3.      Tantangan arsitektur informasi
Keputusan perusahaan untuk mengembangkan sebuah arsitektur informasi yang baru guna mendukung tujuan bisnisnya.
4.      Tantangan investasi
Perusahaan harus mampu merumuskan visi dan anggaran untuk berinvestasi teknologi informasi dengan skala yang luas. Hal ini sangat kompleks dan membutuhkan perhatian yang serius
5.      Tantangan kemampuan untuk merespon dan mengontrol
Perusahaan tertantang untuk merancang sistem-sistem yang mudah dipahami dan dikontrol agar sistem informasi yang dibentuk mampu memberikan respon yang cepat dan tepat.
6.      Tantangan operasional
Kemampuan suatu perusahaan untuk memelihara informasi yang disajikan dalam situs web. Perusahaan juga dihadapkan pada persoalan keamanan data yang di-share dalam jaringan global tersebut karena banyak hacker dan cracker yang berlalu lalang.
7.      Tantangan komunikasi
Kemampuan untuk mengkomunikasikan rencana induk pengembangan sistem kepada sumber daya manusia agar mereka dapat memahami, menerima dan mau menggunakan secara optimal.
6.8  Siklus Hidup dalam membangun e-Business (Planning, Analysis, Design, Implementation, Evaluation, Maintaining) dan Kegagalan dalam E-Business
Tahapan-Tahapan Dalam Sistem E-Business
a.      Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini diawali dengan pembuatan dan penyampaian proposal Teknologi Informasi yang memuat hal-hal pokok yang menjadi prioritas-prioritas e-bisnis.  Diikuti dengan tahapan pemaparan kasus e-bisnis untuk perkembangan bissnis atau Investasi Teknologi Informasi (TI). Tahap akhirnya adalah penyampaian rencana aplikasi e-bisnis dalam bentuk pengembangannya dan penyebarannya.
b.      Tahap Analisis
Dalam tahap analisis ini, pengembang sistem harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek penting yang  sangat berpengaruh didalam membangun Sistem informasi e-bisnis ini seperti :
1.      Kelayakan teknis
2.      Pengembailan ekonomis
3.      Pengembalian non ekonomis
4.      Hukum dan etika
5.      Operasional
6.      Jadwal
c.       Tahap Perancangan
Dalam merancangan sebuah Sistem Informasi  e-Business harus memperhatikan  kebutuhan perusahaan e-business ,  Kebutuhan operator,     Kebutuhan pemakai  dan Kebutuhan teknis.
d.      Tahap Penerapan
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengimplementasikan  rancangan yang telah disusun sebelumnya agar dapat diwujudnyatakan  Implementasi untuk prosedur di dalam teknologi komputer akan menggunakan bahasa komputer
Sementara itu, untuk proses yang terdapat di luar sistem komputer, disusunlah sebuah konvensi atau perjanjian atau tata tertib, agar setiap orang yang terlibat dapat mengikuti alur yang telah ditetapkan untuk merealisasikan sistem pada tahap pemaparan ini, ditempuh beberapa metode,antara lain, penggunaan paket aplikasi, pengembangan oleh staf sendiri (insourcing), dan pengembangnan yang dilakukan dengan kerjasama dari pihak luar seperti konsultan atau software house (outsourcing).
e.       Tahap Evaluasi
Pada tahap ini, dilakukan uji coba sistem yang telah selesai disusun. Proses uji coba diperlukan untuk memastikan bahwa sistem tersebut sudah benar. Karakteristik yang ditetapkan, dan tidak ada kesalahan-kesalahan yang terkandung didalamnya.
Disamping memperhatikan metode yang akan digunakan dalam membangun sebuah sistem Informasi e-Bisnis, kita juga harus memperhatikan tahapan-tahapan yang sangat berpengaruh terhadap kualitas dari Sistem Informasi e-Bisnis yang dibangun nantinya, seperti tahapan mendayagunakan komputer personal, jaringan komputer dan internet seoptimal mungkin, membangun halaman web untuk jalinan komunikasi antara Perusahaan dengan konsumen secara  efektif dan fleksibel, membangun Sistem Informasi e-Bisnis yang efektif serta Mengembangkan Sistem Informasi yang bersifat inter platform.
Faktor yang menyebabkan Kegagalan Sistem Informasi E-Business
·  Sering orang memandang Sistem Informasi e-Business adalah paling utama dan penting, sementara melupakan komitmen dan konsistensi terhadap materi informasi, produk dan respon layanan kepada konsumen.
·       Antar-muka Sistem Informasi e-Business sering kurang interaktif, kurang komunikatif dan kurang mudah digunakan oleh konsumen, karena antar muka sering dibangun berdasarkan selera pembuatnya.
·         Perubahan cara pandang, pola berbisnis, dan sistim dari tradisonal dan lokal menjadi moderen dan global.  perusahaan dan pebisnis membutuhkan waktu untuk   beradaptasi dengan perubahan tersebut.

Daftar Pustaka:
http://nisa11019.blogspot.co.id/2012/12/e-business-dan-e-commerce.html?m=1 http://imam47.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2012/02/06/tugas-mata-kuliah-sistem-informasi-manajemen/
https://rohmah23.wordpress.com/2016/05/16/pengertian-e-commerce-b2b-b2c-c2c-b2g-serta-erp/
http://riza46e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/tag/e-business/
http://mynewblogdeviagustia.blogspot.co.id/2015/04/tahap-tahap-pembentukan-sistem-e.html?m=1
http://rizal-ebisnis.blogspot.co.id/2014/11/perencanaan-dan-pengembangan-e-business.html?m=1
http://www.ehpedia.com/2015/09/apa-itu-ecommerce.html
http://presidenri.go.id/topik-aktual/membuka-dan-mengembangkan-potensi-e-commerce-di-indonesia.html
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/05/26/205416326/perkembangan.e-commerce.indonesia.sangat.bagus
http://feliciams.blogspot.co.id/2015/01/perkembangan-dunia-e-commerce.html
http://ardiansyaputra.blogspot.co.id/2014/12/trend-dan-tantangan-e-business.html