Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia (STIESIA) Surabaya 2016-2017
Kelas SA1 :
1.
Vira Fatmawati (1510109345)
2.
Septia Dwi Fatmasari (1620109859)
3.
Firda Yuniartiwi (1620109860)
4.
Helena Hara H.H. (1620109861)
5.
Muhammad Dhuhriansyah (1620110159)
Materi 4
4.
Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem
merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama
secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Pengembangan sistem
tentunya harus didukung oleh personal-personal yang kompeten di bidangnya.
Suatu Tim biasanya terdiri dari : Manajer Analis Sistem, Ketua Analis Sistem,
Analis Sistem Senior, Analis Sistem Junior, Pemrogram Aplikasi Senior,
Pemrogram Aplikasi Junior. Jumlah personil Tim ini diperlukan apabila sistem
yang akan dikembangkan cukup besar. Apabila sistem yang akan dikembangkan
kecil, maka personilnya dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan.
Perlunya Pengembangan Sistem lama yang
perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal:
1. Adanya
permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem lama.
2. Untuk
meraih kesempatan-kesempatan
3. Adanya
instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah
Indikator
diperlukannya Pengembangan Sistem:
1.
Keluhan pelanggan
2.
Pengiriman barang yang sering
tertunda
3.
Pembayaran gaji yang terlambat
4.
Laporan yang tidak tepat waktu
5.
Isi laporan yang sering salah
6.
Tanggung jawab yang tidak jelas
7.
Waktu kerja yang berlebihan
8.
Ketidakberesan kas
9.
Produktivitas tenaga kerja yang
rendah
10.
Banyaknya pekerja yang menganggur
11.
Kegiatan yang tumpang tindih
12.
Tanggapan yang lambat terhadap
pelanggan
13.
Kehilangan kesempatan kompetisi
pasar
14.
Persediaan barang yang terlalu
tinggi
15.
Pemesanan kembali barang yang
tidak efisien
16.
Biaya operasi yang tinggi
17.
File-file yang kurang teratur
18.
Keluhan dari supplier karena
tertundanya pembayaran
19.
Tertundanya pengiriman karena
kurang persediaan
20.
Investasi yang tidak efisien
21.
Peramalan penjualan dan produksi
tidak tepat
22.
Kapasitas produksi yang menganggur
23.
Pekerjaan manajer yang terlalu
teknis
Dengan adanya sistem baru diharapkan terjadi
peningkatan dalam hal :
1.
Kinerja, yang dapat diukur dari
throughput dan respon time.
Throughput : jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan pada suatu saat tertentu
Respon time : Rata-rata waktu tertunda di antara dua transaksi.
Throughput : jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan pada suatu saat tertentu
Respon time : Rata-rata waktu tertunda di antara dua transaksi.
2.
Kualitas informasi yang disajikan
3.
Keuntungan (penurunan biaya). Berhubungan
dengan jumlah
4.
sumber daya yang digunakan
5.
Kontrol (pengendalian)
6.
Efisiensi
7.
Pelayanan
Prinsip-prinsip pengembangan sistem, adalah
:
1.
Sistem yang dikembangkan adalah
untuk manajemen
2.
Sistem yang dikembangkan adalah
investasi modal yang besar, maka setiap investasi modal harus mempertimbangkan
2 hal berikut ini :
a.
Semua alternatif yang ada harus
diinvestigasikan
b.
Investasi yang terbaik harus bernilai
3.
Sistem yang dikembangkan memerlukan
orang yang terdidik
4.
Tahapan kerja dan tugas-tugas yang
baru dilakukan dalam proses pengembangan sistem
5.
Proses pengembangan sistem tidak
harus urut.
6.
Jangan takut membatalkan proyek.
7.
Dokumentasi harus ada untuk
pedoman dalam pengembangan sistem.
4.1
Siklus Hidup Pengembangan Sistem
System Development Lyfe
Cycle (SDLC) adalah keseluruhan proses dalam membangun sistem melalui beberapa
langkah. Ada beberapa model SDLC. Model yang cukup populer dan banyak digunakan
adalah waterfall. Beberapa model lain SDLC misalnya fountain, spiral, rapid,
prototyping, incremental, build & fix, dan synchronize & stabilize. Dengan siklus
SDLC, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan pada sistem
yang besar, masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda.
Dalam sebuah siklus SDLC, terdapat
enam langkah. Jumlah langkah SDLC pada referensi lain mungkin berbeda, namun
secara umum adalah sama. Langkah tersebut adalah :
1.
Analisis sistem, yaitu membuat analisis
aliran kerja manajemen yang sedang berjalan
2. Spesifikasi kebutuhan sistem, yaitu
melakukan perincian mengenai apa saja yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem
dan membuat perencanaan yang berkaitan dengan proyek system
3. Perancangan sistem, yaitu membuat
desain aliran kerja manajemen dan desain pemrograman yang diperlukan untuk
pengembangan sistem informasi
4. Pengembangan sistem, yaitu tahap
pengembangan sistem informasi dengan menulis program yang diperlukan
5.
Pengujian sistem, yaitu melakukan
pengujian terhadap sistem yang telah dibuat
6. Implementasi dan pemeliharaan
sistem, yaitu menerapkan dan memelihara sistem yang telah dibuat
Siklus SDLC dijalankan secara
berurutan, mulai dari langkah pertama hingga langkah keenam. Setiap langkah
yang telah selesai harus dikaji ulang, kadang-kadang bersama expert user,
terutama dalam langkah spesifikasi kebutuhan dan perancangan sistem untuk
memastikan bahwa langkah telah dikerjakan dengan benar dan sesuai harapan. Jika
tidak maka langkah tersebut perlu diulangi lagi atau kembali ke langkah
sebelumnya.
Kaji ulang yang dimaksud adalah
pengujian yang sifatnya quality control, sedangkan pengujian di langkah kelima
bersifat quality assurance. Quality control dilakukan oleh personal internal
tim untuk membangun kualitas, sedangkan quality assurance dilakukan oleh orang
di luar tim untuk menguji kualitas sistem. Semua langkah dalam siklus harus
terdokumentasi. Dokumentasi yang baik akan mempermudah pemeliharaan dan
peningkatan fungsi system
SDLC adalah System Development Life
Cycle, yang sederhananya adalah tahapan – tahapan pengembangan sistem.
Tahapannya pun sebagai berikut.
1.
Identification, yaitu proses
mengidentifikasi kebutuhan! apa saja yang diinginkan dengan memiliki sebuah
website, tentunya hal ini berkaitan dengan fasilitas – fasilitas yang ada di
dalam website yang akan dibangun itu sendiri
2.
Analysis, proses menganalisa
kebutuhan, proses menganalisa fasilitas – fasilitas apa saja yang diinginkan
dalam web yang akan dibangun tersebut berdasarkan proses Identification.
3.
Design, yaitu proses perancangan
sistem yang akan dibangun baik itu dari sisi desain layout atau tampilan (nilai
artistik & estetika nya) ataupun dari sisi teknis seperti database dan
aplikasi atau fasilitas yang akan menjadi bagiannya, berdasarkan hasil analisa
sebelumnya.
4.
Implementation, yaitu proses
development, proses meng-implemntasi design yang telah dibuat.
5.
Testing & Documentation, adalah
proses penge-test-an hasil development dan proses mendokumentasikan apa yang
telah dibuat.
Jadi, SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem) atau Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem) adalah suatu
bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah
di dalam tahapan tersebut untuk proses pengembangannya.
4.2 Prototyping, Rapid Application Development
Proses pengembangan sistem seringkali
menggunakan pendekatan prototipe
(prototyping).
Metode ini sangat baik digunakan untuk menyelesaikan masalah kesalahpahaman
antara user dan analis yang timbul akibat user tidak mampu mendefinisikan
secara jelas kebutuhannya (Mulyanto, 2009).
Prototyping adalah pengembangan yang
cepat dan pengujian terhadap model kerja (prototipe) dari aplikasi baru melalui
proses interaksi dan berulang-ulang yang biasa digunakan ahli sistem informasi
dan ahli bisnis. Prototyping disebut juga desain aplikasi cepat (rapid
application design/RAD) karena menyederhanakan dan mempercepat desain sistem
(O'Brien, 2005).
Terdapat dua jenis prototipe yaitu
prototipe evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolusioner terus-menerus
disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas sampai yang dibutuhkan
pengguna dari sistem yang baru. Prototipe persyaratan dikembangkan sebagai satu
cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem
baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan dengan jelas apa yang mereka
inginkan.
Sebagian user kesulitan mengungkapkan
keinginannya untuk mendapatkan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhannya.
Kesulitan ini yang perlu diselesaikan oleh analis dengan memahami kebutuhan
user dan menerjemahkannya ke dalam bentuk model (prototipe). Model ini
selanjutnya diperbaiki secara terus menerus sampai sesuai dengan kebutuhan user
Keunggulan
prototyping adalah :
1. Adanya
komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan.
2. Pengembang
dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan.
3. Pelanggan
berperan aktif dalam pengembangan sistem.
4. Lebih
menghemat waktu dalam pengembangan sistem.
5. Penerapan
menjadi lebih mudah karena pemakai
mengetahui apa yang diharapkannya
Sedangkan
kelemahan prototyping adalah :
1. Pelanggan
tidak melihat bahwa perangkat lunak belum mencerminkan kualitas perangkat lunak
secara keseluruhan dan belum memikirkan peneliharaan dalam jangka waktu yang
lama.
2. Pengembang
biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek sehingga menggunakan algoritma dan
bahasa pemrograman sederhana.
3. Hubungan
pelanggan dengan komputer mungkin tidak menggambarkan teknik perancangan yang
baik.
RAD
Satu metodologi yang memiliki tujuan yang sama dengan prototyping yaitu memberikan respon yang cepat atas kebutuhan pengguna, namun dengan lingkup yang lebih luas adalah RAD. RAD adalah kumpulan strategi, metodologi dan alat terintegrasi yang terdapat didalam suatu kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi dan diperkenalkan oleh James Martin.
Satu metodologi yang memiliki tujuan yang sama dengan prototyping yaitu memberikan respon yang cepat atas kebutuhan pengguna, namun dengan lingkup yang lebih luas adalah RAD. RAD adalah kumpulan strategi, metodologi dan alat terintegrasi yang terdapat didalam suatu kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi dan diperkenalkan oleh James Martin.
Gambar diatas mengilustrasikan siklus
hidup RAD menurut James Martin, yang menunjukkan banyaknya upaya yang
dikeluarkan oleh baik pengguna maupun spesialis informasi. Pada figurdiatas
pengguna memainkan peran penting kecuali dalam tahap konstruksi. Semakin banyak
keterlibatan pengguna, khususmya dalam tahp awal-awal maka hal tersebut
memungkinkan sistem dikembangkan dengan lebih cepat. Serah terima terjadi lebih
cepat dalam RAD di bandingkan dengan dalam siklus hidup tradisional.
Unsur-unsur penting RAD
RAD
membutuhkan empat unsur penting yakni:
1. Manajemen, khususnya manajemen puncak hendaknya
menjadi penguji coba (eksperimen) yang suka melakukan hal-hal dengan cara baru
atau pengadaptasi awal yang dengan cepat mempelajari bagaimana cara menggunakan
metodologi-metodologi baru.
2. Orang, RAD menyadari adanya efisiensi yang
dapat dicapai melalui penggunaan tim-tim khusus anggota dari tim ini adalah
para ahli dari metodologi dan alat yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas
khusus mereka masing-masing. Martin menggunakan istilah tim SWAT“skilled with advanced tools”
(ahli dengan alat-alat canggih)
3. Metodologi, metodologi dasar RAD adalah siklus hidup
RAD
4. Alat-alat, alat-alat RAD terutama terdiri atas
bahasa-bahasa generasi keempat dan alat-alat rekayasa peranti lunak
dengan bantuan komputer yang memfasilitasi prototyping dan penciptaan kode.
4.3 Menempatkan Siklus
Hidup Pengembangan Sistem, SDLC , Prototyping, dan
RAD dalam perspektif
a. Siklus Hidup Pengembangan Sistem
a. Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi.
Metodologi adalah satu cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu.
Siklus hidup pengembangan sistem (Systems development life cycle - SDLC) adalah
aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi.
b. SDLC
SLDC tradisional sering juga disebut juga sebagai
pendekatan air terjun (waterfall approach). Tidak dibutuhkan waktu lama bagi
seorang pengembang sistem yang pertama untuk mengetahui bahwa terdapat beberapa
tahapan pekerjaan pengembangan yang perlu dilakukan dalam urut-urutan tertentu
jika suatu proyek memiliki kemungkinan berhasil yang paling besar.
c. Prototyping
Prototipe adalah suatu versi dari sebuah
sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna bagaimana
sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai. Dalam penerapannya dan
pengembangan sistem, propotipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial
yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna. Proses
pembuatan prototipe ini disebut prototyping.
d. RAD
Pengembangan aplikasi cepat atau disebut
juga dengan RAD (Rapid Aplication Development) mempunyai tujuan yang sama
dengan Prototyping yaitu memberikan respons yang cepat atas kebutuhan pengguna
namun dengan lingkup yang lebih luas.
4.4 Pengambilan
Keputusan dan Decison Support System Model
Sesuai
dengan tujuannya, sistem informasi manajemen diharapkan mampu membantu setiap orang
yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat.
Keputusan
merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk
menghindari atau mengurangi dampak negatif, atau untuk memanfaatkan kesempatan.
Kondisi ini menjadi tidak mudah dengan semakin rumitnya aktivitas dan
keterbatasan sumber daya yang tersedia. Apalagi informasi yang dibutuhkan tidak
berasal langsung dari sumbernya. Untuk itu manajemen sebagai pengguna informasi
membutuhkan suatu sistem pendukung(support systems) yang mampu
meningkatkan pengambilan keputusannya. Ada dua alasan penting mengapa manajemen
membutuhkan sistem pendukung yang mampu untuk meningkatkan pengambilan
keputusannya.
o Keputusan
untuk membangun sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan manajemen
tingkat atas.
o Kebutuhan
untuk menciptakan pelaporan dan proses pengambilan keputusan yang memiliki arti
(makna).
Selain dua alasan yang dikemukakan di
atas, masih ada beberapa alasan
lainnya
mengapa sistem pendukung dibutuhkan dalam melengkapi sistem informasi manajemen
yang ada, yaitu:
a. untuk
melengkapi sistem informasi manajemen yang tersedia adalah karena sistem ini
tentunya akan lebih mempercepat perhitungan,
b. untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan sistem informasi manajemen yang ada terutama
dalam menyajikan informasi yang tidak terstruktur atau informasi yang hanya
diperuntukkan untuk manajemen tingkat atas,
c. untuk
meningkatkan kemampuan dalam pemrosesan dan penyimpanan data dan informasi, mengurangi
biaya, mendukung aspek teknis dalam pengambilan keputusan, dan
d. untuk
mendukung kualitas, dan memberikan keunggulan kompetitif bagi penggunanya.
Banyak sistem
pendukung yang tersedia dan mampu melengkapi sistem informasi manajemen yang
ada, antara lain:
1. Sistem
Pendukung Pengambilan Keputusan/Decision-Support Systems (DSS)
2. Sistem
Kelompok Pendukung Pengambilan Keputusan/Group Decision-Support Systems
(GDSS)
3. Sistem
Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif/Executive-Support Systems (ESS)
4. Sistem
Pakar/Expert System
Keempat
sistem pendukung tersebut, dapat mendukung pengambilan keputusan dengan sejumlah
cara. Sistem pendukung ini dapat dengan otomatis melakukan prosedur-prosedur pengambilan
keputusan tertentu. Keputusankeputusan dibuat untuk memecahkan masalah. Dalam
usaha memecahkan suatu masalah, pemecahan masalah mungkin membuat banyak
keputusan. Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam
memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif, atau untuk
memanfaatkan kesempatan.
Jenis-jenis
Keputusan
Menurut
Herbert A. Simon, ahli manajemen pemenang Nobel dari Carnegie-Mellon University,
keputusan berada pada suatu rangkaian kesatuan (continuum), dengan
keputusan terprogram pada satu ujungnya dan keputusan tak terprogram pada ujung
yang lain. Keputusan terprogram bersifat
“berulang dan rutin, sedemikian hingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk
menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo (sebagai
sesuatu yang baru) tiap kali terjadi”. Keputusan
tak terprogram bersifat “baru, tidak terstruktur, dan jarang konsekuen.
Tahap-tahap
Pengambilan Keputusan
Sumbangan
Simon yang lain adalah penjelasannya mengenai empat tahap yang dilalui manajer
saat memecahkan suatu masalah. Tahap-tahap Simon itu adalah:
1. Kegiatan Intelijen, mengamati
lingkungan mencari kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki.
2. Kegiatan Merancang, menemukan,
mengembangkan dan menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin.
3. Kegiatan Memilih, memilih
suatu rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia.
4. Kegiatan Menelaah, menilai
pilihan-pilihan yang lalu.
Empat tahap
Simon ini berhubungan langsung dengan langkah-langkah dari pendekatan sistem.
Decision
Support System (DSS)
Sistem pendukung
pengambilan keputusan kelompok (DSS) adalah sistem berbasis komputer yang
interaktif, yang membantu pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model untuk
menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur. Sistem pendukung ini membantu pengambilan
keputusan manajemen dengan menggabungkan data, model-model dan alat-alat analisis
yang komplek, serta perangkat lunak yang akrab dengan tampilan pengguna ke
dalam satu sistem yang memiliki kekuatan besar (powerful) yang dapat
mendukung pengambilan keputusan yang semi atau tidak terstruktur.
DSS menyajikan
kepada pengguna satu perangkat alat yang fleksibel dan memiliki kemampuan
tinggi untuk analisis data penting. Dengan kata lain, DSS menggabungkan sumber
daya intelektual seorang individu dengan kemampuan komputer dalam rangka
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. DSS diartikan sebagai tambahan
bagi para pengambil keputusan, untuk memperluas kapabilitas, namun tidak untuk menggantikan
pertimbangan manajemen dalam pengambilan keputusannya.
Decision
Support System dimaksudkan untuk melengkapi sistem
informasi manajemen dalam meningkatkan pengambilan keputusan. Sistem informasi
manajemen terutama menyajikan informasi mengenai kinerja aktivitas untuk membantu
manajemen memonitor dan mengendalikan kegiatan. Sistem informasi manajemen ini
umumnya menghasilkan pelaporan yang terjadwal secara reguler dan tetap,
berdasarkan data yang diperoleh dan diikhtisarkan dari sistem pemrosesan
kegiatan atau transaksi yang dilaksanakan. Format atau bentuk dari pelaporan-pelaporan
ini umumnya sudah ditentukan sebelumnya (baku).
Jenis-jenis
DSS
Alter
melakukan study terhadap 56 sistem penunjang keputusan yang digunakan pada
waktu itu, study tersebut memberikan pengetahuan dalam mengidentifikasi enam
jenis DSS, yaitu :
·
Retrive information
element (memanggil eleman informasi)
·
Analyze entries fles
(menganali semua file)
·
Prepare reports form
multiple files (laporan standart dari beberapa files)
·
Estimate decisions
qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan)
·
Propose decision
(menawarkan keputusan )
·
Make decisions
(membuat keputusan)
Tujuan
DSS
Dalam
DSS terdapat tiga tujuan yang harus di capai yaitu :
· Membantu manajer dalam
pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur
· Mendukung keputusan
manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti keputusan tersebut
· Meningkatkan
efektivitas menajer dalam pembuatan keputusan, dan bukannya peningkatan
efisiensi
Tujuan
ini berkaitan dengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS, yaitu struktur
masalah,dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan.
Lebih Jelasnya
mengenai DSS yaitu sebagai berikut:
1. Sistem
ini memberikan dukungan bagi pengambil keputusan, terutama dalam situasi
semi-terstruktur atau tidak-terstruktur.
2. Sistem
ini memberikan dukungan untuk berbagai tingkatan manajemen, mulaidari tingkat
manajemen puncak hingga ke tingkat manajemen yang paling bawah dan para pegawai
lainnya.
3. Decision
Support System memberikan dukungan untuk beragam
tipe dan proses pengambilan keputusan yang harus dilakukan.
4. Decision
Support System dapat beradaptasi terhadap waktu
dan fleksibel; pengguna dapat menambah, menghapus, mengkombinasikan, mengubah,
atau menata kembali elemen-elemen dasar.
5. Tampilan
Decision Support System akrab dengan pengguna, memiliki kapabilitas yang
besar, dan dirancang agar dapat interaktif sehingga mudah untuk digunakan.
6. Decision
Support System mampu untuk meningkatkan
efektivitas pengambilan keputusan dengan fokus pada keakuratan, ketepatan
waktu, dan kualitas hasil, serta mengefisiensikan biaya dalam proses
pengambilan keputusan.
7. Pengambil keputusan
memiliki kendali yang lengkap atas seluruh langkah proses pengambilan keputusan
dalam pemecahan masalah.
4.5 Sistem Pakar dan Kecerdasan Buatan
Sistem Pakar
System
pakar dibuat dengan mendapatkan pengetahuan ini dari seorang manusia yang pakar
dan mengkodekannya ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh computer bila computer
menghadapi persoalan sejenis. Sifat utama system pakar adalah ketergantungan
system ini pada pengetahuan manusia yang pakar dalam suatu bidang dalam
menyusun strategi pemecahan persoalan yang dihadapi oleh system.
Kecerdasan
Buatan dapat didefinisikan sebagai cabang sains computer yang mempelajari
otomatisasi tingkah laku cerdas. Karena itu, kecerdasan buatan harus didasarkan
pada prinsip teoritikal dan terapan yang menyangkut struktur data yang
digunakan dalam representasi pengetahuan ( knowledge reprensentation).
Beberapa persoalan yang
ditangani oleh Kecerdasan Buatan antara lain permainan, pembuktian teorema,
pemecahan probelema umum, persepsi, pemahaman bahasa alamiah.
Ciri Sistem Pakar :
1. Memiliki informasi
yang lebih handal.
2. Mudah di modifikasi
dan dapat beradaptasi.
3. Dapat digunakan dalam
berbagai jenis komputer.
Tujuan Sistem Pakar :
1.
Membuat mesin menjadi lebih pintar (tujuan utam)
2.
Memahami apa itu kecerdasan (tujuan ilmiah)
3.
Membuat mesin lebih bermanfaat (tujuan entrepreneurial)
Kecerdasan Buatan
Definisi
Kecerdasan Buatan Kecerdasan Buatan (AI) merupakan
cabang dari ilmu komputer yang dalam merepresentasi pengetahuan lebih banyak
menggunakan bentuk simbol-simbol daripada bilangan, dan memproses informasi
berdasarkan metode heuristic atau dengan berdasarkan sejumlah aturan.
Ciri Kecerdasan Buatan :
1. Pemrosesan AI lebih pada simbolik.
2. Memahami apa itu kecerdasan (tujuan ilmiah)
3. Membuat mesin menjadi lebih pintar (tujuan utam)
4. Membuat mesin lebih bermanfaat (tujuan entrepreneurial)
Tujuan Kecerdasan
Buatan (AI)
1. Memungkinkan orang awam bisa
mengerjakan pekerjaan para ahli.
2. Menyimpan pengetahuan dan keahlian
para pakar.
3. Meningkatkan output, produktivitas
dan kualitas.
Kelemahan
Sistem Pakar
Di samping
memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiliki beberapa kelemahan,
antara lain :
1. Biaya yang diperlukan untuk membuat
dan memeliharanya sangat mahal.
2. Sulit dikembangkan. Hal ini tentu
saja erat kaitannya dengan ketersediaan pakar di bidangnya.
3. Sistem Pakar tidak 100% bernilai
benar.
Bentuk-Bentuk
Kecerdasan Buatan
1. Sistem Visual
2. Sistem Suara
3. System Robotika
4. Neural Network
Domain Penelitian Dalam Kecerdasan Buatan
1.
Formal tasks (matematika, games)
2.
Mundane task (perception, robotics,
natural language, commonsense,
reasoning)
reasoning)
3.
Expert tasks (financial analysis,
medical diagnostics, engineering,
scientific analysis, dll)
scientific analysis, dll)
4.
Permainan (Game)
5. Natural Language– Suatu teknologi
yang memberikan kemampuan kepada komputer untuk memahami bahasa manusia
sehingga pengguna komputer dapat berkomunikasi dengan komputer dengan
menggunakan bahasa sehari –hari
6. Robotik Dan Sistem Sensor– Sistem
sensor, seperti sistem vision, sistem tactile, dan sistem pemrosesan sinyal
jika dikombinasikan dengan AI, dapat dikategorikan kedalam suatu sistem
yang luas yang disebut sistem robotik.
7. Expert Sistem—Sistem pakar (Expert
System) adalah program penasehat
berbasis komputer yang mencoba meniru proses berpikir dan
pengetahuan dari seorang pakar dalam menyelesaikan masalah-masalah spesifik.
Persamaan dan Perbedaan antar System Pakar dengan Kecerdasan
Buatan
Persamaannya adalah sama-sama mempunyai tujuan untuk mencapai hasil yang maksimal dalam suatu penyelesaian masalah. sedangkan perbedaannya: Kalau system pakar mengacu kapada si perancang itu sendiri sebagai object dalam menyiapkan suatu system guna mendapatkan hasil yang maksimal. Sedangkan Kecerdasan buatan mengacu kepada jalur atau langkah yang sebagian besar berorientasi kepada Hardware guna mencapai hasil yang maksimal.
Persamaannya adalah sama-sama mempunyai tujuan untuk mencapai hasil yang maksimal dalam suatu penyelesaian masalah. sedangkan perbedaannya: Kalau system pakar mengacu kapada si perancang itu sendiri sebagai object dalam menyiapkan suatu system guna mendapatkan hasil yang maksimal. Sedangkan Kecerdasan buatan mengacu kepada jalur atau langkah yang sebagian besar berorientasi kepada Hardware guna mencapai hasil yang maksimal.
Daftar Pustaka
Mc Leod, Raymond
& George P. Schell. Sistem Informasi Manajemen. Edisi 10. Salemba Empat.
Jakarta. 2008
Jogiyanto HM.
Sistem Teknologi Informasi. Pendekatan Terintegrasi: Konsep Dasar,Teknologi,
Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan. 2003
A.Sidiq purnomo
2010. Sisten Pendukung Keputusan (DSS)
http://id.wikipedia.org/wiji/sistem pendukung keputusan
http://www.google.co.id/pengembangan sistem informasi manajemen
http://
www.googlr.co.id/prototyping & RAD
http:www.google.co.id/dss
www.academia.edu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar