Senin, 17 Oktober 2016

Sistem Informasi Manajemen // Materi 4 // Pengembangan Sistem


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya 2016-2017


Kelas SA1 :

1.      Vira Fatmawati                     (1510109345)
2.      Septia Dwi Fatmasari           (1620109859)
3.      Firda Yuniartiwi                   (1620109860)
4.      Helena Hara H.H.                  (1620109861)
5.      Muhammad Dhuhriansyah (1620110159)


Materi 4
4. Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Pengembangan sistem tentunya harus didukung oleh personal-personal yang kompeten di bidangnya. Suatu Tim biasanya terdiri dari : Manajer Analis Sistem, Ketua Analis Sistem, Analis Sistem Senior, Analis Sistem Junior, Pemrogram Aplikasi Senior, Pemrogram Aplikasi Junior. Jumlah personil Tim ini diperlukan apabila sistem yang akan dikembangkan cukup besar. Apabila sistem yang akan dikembangkan kecil, maka personilnya dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan.
Perlunya Pengembangan Sistem lama yang perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal:
1.      Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem lama.
2.      Untuk meraih kesempatan-kesempatan
3.      Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah
Indikator diperlukannya Pengembangan Sistem:
1.      Keluhan pelanggan
2.      Pengiriman barang yang sering tertunda
3.      Pembayaran gaji yang terlambat
4.      Laporan yang tidak tepat waktu
5.      Isi laporan yang sering salah
6.      Tanggung jawab yang tidak jelas
7.      Waktu kerja yang berlebihan
8.      Ketidakberesan kas
9.      Produktivitas tenaga kerja yang rendah
10.  Banyaknya pekerja yang menganggur
11.  Kegiatan yang tumpang tindih
12.  Tanggapan yang lambat terhadap pelanggan
13.  Kehilangan kesempatan kompetisi pasar
14.  Persediaan barang yang terlalu tinggi
15.  Pemesanan kembali barang yang tidak efisien
16.  Biaya operasi yang tinggi
17.  File-file yang kurang teratur
18.  Keluhan dari supplier karena tertundanya pembayaran
19.  Tertundanya pengiriman karena kurang persediaan
20.  Investasi yang tidak efisien
21.  Peramalan penjualan dan produksi tidak tepat
22.  Kapasitas produksi yang menganggur
23.  Pekerjaan manajer yang terlalu teknis
Dengan adanya sistem baru diharapkan terjadi peningkatan dalam hal :
1.      Kinerja, yang dapat diukur dari throughput dan respon time.
Throughput : jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan pada suatu saat tertentu
Respon time : Rata-rata waktu tertunda di antara dua transaksi.
2.      Kualitas informasi yang disajikan
3.      Keuntungan (penurunan biaya). Berhubungan dengan jumlah
4.      sumber daya yang digunakan
5.      Kontrol (pengendalian)
6.       Efisiensi
7.      Pelayanan
Prinsip-prinsip pengembangan sistem, adalah :
1.      Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen
2.      Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar, maka setiap investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal berikut ini :
a.       Semua alternatif yang ada harus diinvestigasikan
b.      Investasi yang terbaik harus bernilai
3.      Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik
4.      Tahapan kerja dan tugas-tugas yang baru dilakukan dalam proses pengembangan sistem
5.      Proses pengembangan sistem tidak harus urut.
6.      Jangan takut membatalkan proyek.
7.      Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem.
4.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem
System Development Lyfe Cycle (SDLC) adalah keseluruhan proses dalam membangun sistem melalui beberapa langkah. Ada beberapa model SDLC. Model yang cukup populer dan banyak digunakan adalah waterfall. Beberapa model lain SDLC misalnya fountain, spiral, rapid, prototyping, incremental, build & fix, dan synchronize & stabilize. Dengan siklus SDLC, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan pada sistem yang besar, masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda.
Dalam sebuah siklus SDLC, terdapat enam langkah. Jumlah langkah SDLC pada referensi lain mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama. Langkah tersebut adalah :
1.      Analisis sistem, yaitu membuat analisis aliran kerja manajemen yang sedang berjalan
2.  Spesifikasi kebutuhan sistem, yaitu melakukan perincian mengenai apa saja yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem dan membuat perencanaan yang berkaitan dengan proyek system
3.   Perancangan sistem, yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan desain pemrograman yang diperlukan untuk pengembangan sistem informasi
4.  Pengembangan sistem, yaitu tahap pengembangan sistem informasi dengan menulis program yang diperlukan
5.      Pengujian sistem, yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat
6.   Implementasi dan pemeliharaan sistem, yaitu menerapkan dan memelihara sistem yang telah dibuat
Siklus SDLC dijalankan secara berurutan, mulai dari langkah pertama hingga langkah keenam. Setiap langkah yang telah selesai harus dikaji ulang, kadang-kadang bersama expert user, terutama dalam langkah spesifikasi kebutuhan dan perancangan sistem untuk memastikan bahwa langkah telah dikerjakan dengan benar dan sesuai harapan. Jika tidak maka langkah tersebut perlu diulangi lagi atau kembali ke langkah sebelumnya.
Kaji ulang yang dimaksud adalah pengujian yang sifatnya quality control, sedangkan pengujian di langkah kelima bersifat quality assurance. Quality control dilakukan oleh personal internal tim untuk membangun kualitas, sedangkan quality assurance dilakukan oleh orang di luar tim untuk menguji kualitas sistem. Semua langkah dalam siklus harus terdokumentasi. Dokumentasi yang baik akan mempermudah pemeliharaan dan peningkatan fungsi system
SDLC adalah System Development Life Cycle, yang sederhananya adalah tahapan – tahapan pengembangan sistem. Tahapannya pun sebagai berikut.
1.      Identification, yaitu proses mengidentifikasi kebutuhan! apa saja yang diinginkan dengan memiliki sebuah website, tentunya hal ini berkaitan dengan fasilitas – fasilitas yang ada di dalam website yang akan dibangun itu sendiri
2.      Analysis, proses menganalisa kebutuhan, proses menganalisa fasilitas – fasilitas apa saja yang diinginkan dalam web yang akan dibangun tersebut berdasarkan proses Identification.
3.      Design, yaitu proses perancangan sistem yang akan dibangun baik itu dari sisi desain layout atau tampilan (nilai artistik & estetika nya) ataupun dari sisi teknis seperti database dan aplikasi atau fasilitas yang akan menjadi bagiannya, berdasarkan hasil analisa sebelumnya.
4.      Implementation, yaitu proses development, proses meng-implemntasi design yang telah dibuat.
5.      Testing & Documentation, adalah proses penge-test-an hasil development dan proses mendokumentasikan apa yang telah dibuat.
Jadi, SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem) atau Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem) adalah suatu bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah di dalam tahapan tersebut untuk proses pengembangannya. 
4.2 Prototyping, Rapid Application Development
Proses pengembangan sistem seringkali menggunakan pendekatan prototipe (prototyping). Metode ini sangat baik digunakan untuk menyelesaikan masalah kesalahpahaman antara user dan analis yang timbul akibat user tidak mampu mendefinisikan secara jelas kebutuhannya (Mulyanto, 2009).
Prototyping adalah pengembangan yang cepat dan pengujian terhadap model kerja (prototipe) dari aplikasi baru melalui proses interaksi dan berulang-ulang yang biasa digunakan ahli sistem informasi dan ahli bisnis. Prototyping disebut juga desain aplikasi cepat (rapid application design/RAD) karena menyederhanakan dan mempercepat desain sistem (O'Brien, 2005).
Terdapat dua jenis prototipe yaitu prototipe evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolusioner terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas sampai yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe persyaratan dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan  fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan dengan jelas apa yang mereka inginkan.
Sebagian user kesulitan mengungkapkan keinginannya untuk mendapatkan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Kesulitan ini yang perlu diselesaikan oleh analis dengan memahami kebutuhan user dan menerjemahkannya ke dalam bentuk model (prototipe). Model ini selanjutnya diperbaiki secara terus menerus sampai sesuai dengan kebutuhan user
Keunggulan prototyping adalah :
1.      Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan.
2.      Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan.
3.      Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem.
4.      Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.
5.      Penerapan menjadi lebih  mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya
Sedangkan kelemahan prototyping adalah :
1.    Pelanggan tidak melihat bahwa perangkat lunak belum mencerminkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan belum memikirkan peneliharaan dalam jangka waktu yang lama.
2.      Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman sederhana.
3.     Hubungan pelanggan dengan komputer mungkin tidak menggambarkan teknik perancangan yang baik.
 RAD 
Satu metodologi yang memiliki tujuan yang sama dengan prototyping yaitu memberikan respon yang cepat atas kebutuhan pengguna, namun dengan lingkup yang lebih luas adalah RAD. RAD adalah kumpulan strategi, metodologi dan alat terintegrasi yang terdapat didalam suatu kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi dan diperkenalkan oleh James Martin.
Gambar diatas mengilustrasikan siklus hidup RAD menurut James  Martin, yang menunjukkan banyaknya upaya yang dikeluarkan oleh baik pengguna maupun spesialis informasi. Pada figurdiatas pengguna memainkan peran penting kecuali dalam tahap konstruksi. Semakin banyak keterlibatan pengguna, khususmya dalam tahp awal-awal maka hal tersebut memungkinkan sistem dikembangkan dengan lebih cepat. Serah terima terjadi lebih cepat dalam RAD di bandingkan dengan dalam siklus hidup tradisional.
Unsur-unsur penting RAD
RAD membutuhkan empat unsur penting yakni:
1.       Manajemen, khususnya manajemen puncak hendaknya menjadi penguji coba (eksperimen) yang suka melakukan hal-hal dengan cara baru atau pengadaptasi awal yang dengan cepat mempelajari bagaimana cara menggunakan metodologi-metodologi baru.
2.     Orang, RAD menyadari adanya efisiensi yang dapat dicapai melalui penggunaan tim-tim khusus anggota dari tim ini adalah para ahli dari metodologi dan alat yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas khusus mereka masing-masing. Martin menggunakan istilah tim SWAT“skilled with advanced tools” (ahli dengan alat-alat canggih)
3.       Metodologi, metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD
4.       Alat-alat, alat-alat RAD terutama terdiri atas bahasa-bahasa generasi  keempat dan alat-alat rekayasa peranti lunak dengan bantuan komputer yang memfasilitasi prototyping dan penciptaan kode.
4.3 Menempatkan Siklus Hidup Pengembangan Sistem, SDLC , Prototyping, dan
      RAD dalam perspektif 
      a. Siklus Hidup Pengembangan Sistem
  Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metodologi adalah satu cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Siklus hidup pengembangan sistem (Systems development life cycle - SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi.
b. SDLC
   SLDC tradisional sering juga disebut juga sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach). Tidak dibutuhkan waktu lama bagi seorang pengembang sistem yang pertama untuk mengetahui bahwa terdapat beberapa tahapan pekerjaan pengembangan yang perlu dilakukan dalam urut-urutan tertentu jika suatu proyek memiliki kemungkinan berhasil yang paling besar. 
c. Prototyping
   Prototipe adalah suatu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai. Dalam penerapannya dan pengembangan sistem, propotipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi  para pengembang dan calon pengguna. Proses pembuatan prototipe ini disebut prototyping.
d. RAD
  Pengembangan aplikasi cepat atau disebut juga dengan RAD (Rapid Aplication Development) mempunyai tujuan yang sama dengan Prototyping yaitu memberikan respons yang cepat atas kebutuhan pengguna namun  dengan lingkup yang lebih luas.
4.4 Pengambilan Keputusan dan Decison Support System Model
Sesuai dengan tujuannya, sistem informasi manajemen diharapkan mampu membantu setiap orang yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat.
Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif, atau untuk memanfaatkan kesempatan. Kondisi ini menjadi tidak mudah dengan semakin rumitnya aktivitas dan keterbatasan sumber daya yang tersedia. Apalagi informasi yang dibutuhkan tidak berasal langsung dari sumbernya. Untuk itu manajemen sebagai pengguna informasi membutuhkan suatu sistem pendukung(support systems) yang mampu meningkatkan pengambilan keputusannya. Ada dua alasan penting mengapa manajemen membutuhkan sistem pendukung yang mampu untuk meningkatkan pengambilan keputusannya.
o   Keputusan untuk membangun sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan manajemen tingkat atas.
o   Kebutuhan untuk menciptakan pelaporan dan proses pengambilan keputusan yang memiliki arti (makna).
Selain dua alasan yang dikemukakan di atas, masih ada beberapa alasan lainnya mengapa sistem pendukung dibutuhkan dalam melengkapi sistem informasi manajemen yang ada, yaitu:
a.   untuk melengkapi sistem informasi manajemen yang tersedia adalah karena sistem ini tentunya akan lebih mempercepat perhitungan,
b.   untuk mengatasi kelemahan-kelemahan sistem informasi manajemen yang ada terutama dalam menyajikan informasi yang tidak terstruktur atau informasi yang hanya diperuntukkan untuk manajemen tingkat atas,
c.      untuk meningkatkan kemampuan dalam pemrosesan dan penyimpanan data dan informasi, mengurangi biaya, mendukung aspek teknis dalam pengambilan keputusan, dan
d.      untuk mendukung kualitas, dan memberikan keunggulan kompetitif bagi penggunanya.
Banyak sistem pendukung yang tersedia dan mampu melengkapi sistem informasi manajemen yang ada, antara lain:
1.      Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan/Decision-Support Systems (DSS)
2.   Sistem Kelompok Pendukung Pengambilan Keputusan/Group Decision-Support Systems (GDSS)
3.      Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif/Executive-Support Systems (ESS)
4.      Sistem Pakar/Expert System
Keempat sistem pendukung tersebut, dapat mendukung pengambilan keputusan dengan sejumlah cara. Sistem pendukung ini dapat dengan otomatis melakukan prosedur-prosedur pengambilan keputusan tertentu. Keputusankeputusan dibuat untuk memecahkan masalah. Dalam usaha memecahkan suatu masalah, pemecahan masalah mungkin membuat banyak keputusan. Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif, atau untuk memanfaatkan kesempatan.
Jenis-jenis Keputusan
Menurut Herbert A. Simon, ahli manajemen pemenang Nobel dari Carnegie-Mellon University, keputusan berada pada suatu rangkaian kesatuan (continuum), dengan keputusan terprogram pada satu ujungnya dan keputusan tak terprogram pada ujung yang lain. Keputusan terprogram bersifat “berulang dan rutin, sedemikian hingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru) tiap kali terjadi”. Keputusan tak terprogram bersifat “baru, tidak terstruktur, dan jarang konsekuen.
Tahap-tahap Pengambilan Keputusan
Sumbangan Simon yang lain adalah penjelasannya mengenai empat tahap yang dilalui manajer saat memecahkan suatu masalah. Tahap-tahap Simon itu adalah:
1.      Kegiatan Intelijen, mengamati lingkungan mencari kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki.
2.      Kegiatan Merancang, menemukan, mengembangkan dan menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin.
3.      Kegiatan Memilih, memilih suatu rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia.
4.      Kegiatan Menelaah, menilai pilihan-pilihan yang lalu.
Empat tahap Simon ini berhubungan langsung dengan langkah-langkah dari pendekatan sistem.
Decision Support System (DSS)
  Sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (DSS) adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model untuk menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur. Sistem pendukung ini membantu pengambilan keputusan manajemen dengan menggabungkan data, model-model dan alat-alat analisis yang komplek, serta perangkat lunak yang akrab dengan tampilan pengguna ke dalam satu sistem yang memiliki kekuatan besar (powerful) yang dapat mendukung pengambilan keputusan yang semi atau tidak terstruktur.
  DSS menyajikan kepada pengguna satu perangkat alat yang fleksibel dan memiliki kemampuan tinggi untuk analisis data penting. Dengan kata lain, DSS menggabungkan sumber daya intelektual seorang individu dengan kemampuan komputer dalam rangka meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. DSS diartikan sebagai tambahan bagi para pengambil keputusan, untuk memperluas kapabilitas, namun tidak untuk menggantikan pertimbangan manajemen dalam pengambilan keputusannya.
  Decision Support System dimaksudkan untuk melengkapi sistem informasi manajemen dalam meningkatkan pengambilan keputusan. Sistem informasi manajemen terutama menyajikan informasi mengenai kinerja aktivitas untuk membantu manajemen memonitor dan mengendalikan kegiatan. Sistem informasi manajemen ini umumnya menghasilkan pelaporan yang terjadwal secara reguler dan tetap, berdasarkan data yang diperoleh dan diikhtisarkan dari sistem pemrosesan kegiatan atau transaksi yang dilaksanakan. Format atau bentuk dari pelaporan-pelaporan ini umumnya sudah ditentukan sebelumnya (baku).
Jenis-jenis DSS
Alter melakukan study terhadap 56 sistem penunjang keputusan yang digunakan pada waktu itu, study tersebut memberikan pengetahuan dalam mengidentifikasi enam jenis DSS, yaitu :
·         Retrive information element (memanggil eleman informasi)
·         Analyze entries fles (menganali semua file)
·         Prepare reports form multiple files (laporan standart dari beberapa files)
·         Estimate decisions qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan)
·         Propose decision (menawarkan keputusan )
·         Make decisions (membuat keputusan)
Tujuan DSS
Dalam DSS terdapat tiga tujuan yang harus di capai yaitu :
·  Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur
·  Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti keputusan tersebut
·      Meningkatkan efektivitas menajer dalam pembuatan keputusan, dan bukannya peningkatan efisiensi
Tujuan ini berkaitan dengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS, yaitu struktur masalah,dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan.
Lebih Jelasnya mengenai DSS yaitu sebagai berikut:
1.      Sistem ini memberikan dukungan bagi pengambil keputusan, terutama dalam situasi semi-terstruktur atau tidak-terstruktur.
2.      Sistem ini memberikan dukungan untuk berbagai tingkatan manajemen, mulaidari tingkat manajemen puncak hingga ke tingkat manajemen yang paling bawah dan para pegawai lainnya.
3. Decision Support System memberikan dukungan untuk beragam tipe dan proses pengambilan keputusan yang harus dilakukan.
4.      Decision Support System dapat beradaptasi terhadap waktu dan fleksibel; pengguna dapat menambah, menghapus, mengkombinasikan, mengubah, atau menata kembali elemen-elemen dasar.
5.   Tampilan Decision Support System akrab dengan pengguna, memiliki kapabilitas yang besar, dan dirancang agar dapat interaktif sehingga mudah untuk digunakan.
6.     Decision Support System mampu untuk meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan dengan fokus pada keakuratan, ketepatan waktu, dan kualitas hasil, serta mengefisiensikan biaya dalam proses pengambilan keputusan.
7. Pengambil keputusan memiliki kendali yang lengkap atas seluruh langkah proses pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah.
4.5 Sistem Pakar dan Kecerdasan Buatan
Sistem Pakar
System pakar dibuat dengan mendapatkan pengetahuan ini dari seorang manusia yang pakar dan mengkodekannya ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh computer bila computer menghadapi persoalan sejenis. Sifat utama system pakar adalah ketergantungan system ini pada pengetahuan manusia yang pakar dalam suatu bidang dalam menyusun strategi pemecahan persoalan yang dihadapi oleh system.
Kecerdasan Buatan dapat didefinisikan sebagai cabang sains computer yang mempelajari otomatisasi tingkah laku cerdas. Karena itu, kecerdasan buatan harus didasarkan pada prinsip teoritikal dan terapan yang menyangkut struktur data yang digunakan dalam representasi pengetahuan ( knowledge reprensentation).
Beberapa persoalan yang ditangani oleh Kecerdasan Buatan antara lain permainan, pembuktian teorema, pemecahan probelema umum, persepsi, pemahaman bahasa alamiah.
Ciri Sistem Pakar :
1.      Memiliki informasi yang lebih handal.
2.      Mudah di modifikasi dan dapat beradaptasi.
3.      Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.
Tujuan Sistem Pakar :
  1.      Membuat mesin menjadi lebih pintar (tujuan utam)
  2.      Memahami apa itu kecerdasan (tujuan ilmiah)
  3.      Membuat mesin lebih bermanfaat (tujuan entrepreneurial)
Kecerdasan Buatan
Definisi Kecerdasan Buatan Kecerdasan Buatan (AI) merupakan cabang dari ilmu komputer yang dalam merepresentasi pengetahuan lebih banyak menggunakan bentuk simbol-simbol daripada bilangan, dan memproses informasi berdasarkan metode heuristic atau dengan berdasarkan sejumlah aturan.
Ciri Kecerdasan Buatan :
  1.  Pemrosesan AI lebih pada simbolik.
  2.  Memahami apa itu kecerdasan (tujuan ilmiah)
  3.  Membuat mesin menjadi lebih pintar (tujuan utam)
  4.  Membuat mesin lebih bermanfaat (tujuan entrepreneurial)
Tujuan Kecerdasan Buatan (AI)
1.    Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli.
2.    Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.
3.   Meningkatkan output, produktivitas dan kualitas.
Kelemahan Sistem Pakar
Di samping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain :
1.   Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal.
2. Sulit dikembangkan. Hal ini tentu saja erat kaitannya dengan ketersediaan pakar di bidangnya.
3.    Sistem Pakar tidak 100% bernilai benar.
Bentuk-Bentuk Kecerdasan Buatan
1.      Sistem Visual
2.      Sistem Suara
3.      System Robotika
4.      Neural Network
Domain Penelitian Dalam Kecerdasan Buatan
1.            Formal tasks (matematika, games)
2.            Mundane task (perception, robotics, natural language, commonsense,
reasoning)
3.            Expert tasks (financial analysis, medical diagnostics, engineering,
scientific analysis, dll)
4.            Permainan (Game)
5.       Natural Language– Suatu teknologi yang memberikan kemampuan kepada komputer untuk memahami bahasa manusia sehingga pengguna komputer dapat berkomunikasi dengan komputer dengan menggunakan bahasa sehari –hari
6.       Robotik Dan Sistem Sensor– Sistem sensor, seperti sistem vision, sistem tactile, dan sistem pemrosesan sinyal jika dikombinasikan dengan AI, dapat  dikategorikan kedalam suatu sistem yang luas yang disebut sistem robotik.
7.    Expert Sistem—Sistem pakar (Expert System) adalah program penasehat  berbasis komputer yang  mencoba meniru proses berpikir dan pengetahuan dari seorang pakar dalam menyelesaikan masalah-masalah spesifik.
Persamaan dan Perbedaan antar System Pakar dengan Kecerdasan Buatan
Persamaannya adalah sama-sama mempunyai tujuan untuk mencapai hasil yang maksimal dalam suatu penyelesaian masalah. sedangkan perbedaannya: Kalau system pakar mengacu kapada si perancang itu sendiri sebagai object dalam menyiapkan suatu system guna mendapatkan hasil yang maksimal. Sedangkan Kecerdasan buatan mengacu kepada jalur atau langkah yang sebagian besar berorientasi kepada Hardware guna mencapai hasil yang maksimal.


Daftar Pustaka
Mc Leod, Raymond & George P. Schell. Sistem Informasi Manajemen. Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta. 2008
Jogiyanto HM. Sistem Teknologi Informasi. Pendekatan Terintegrasi: Konsep Dasar,Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan. 2003
A.Sidiq purnomo 2010. Sisten Pendukung Keputusan (DSS)
http://www.google.co.id/pengembangan sistem informasi manajemen
http:// www.googlr.co.id/prototyping & RAD
http:www.google.co.id/dss

www.academia.edu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar